Mohon tunggu...
Lucky Mahesa Yahya
Lucky Mahesa Yahya Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Andalas

Topik konten akan membahas Fintech Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Literasi Keuangan Syariah di Kalangan Generasi Milenial

21 September 2024   09:09 Diperbarui: 21 September 2024   09:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an, saat ini menjadi kelompok demografis terbesar di dunia. Dengan populasi yang mendominasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, generasi ini memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, generasi milenial di Indonesia mencapai lebih dari 25% dari total populasi atau sekitar 70 juta jiwa. Generasi ini terkenal adaptif terhadap teknologi, berjiwa kreatif, dan terbuka terhadap inovasi. Namun, di balik semua keunggulan tersebut, ada tantangan besar dalam hal literasi keuangan, khususnya literasi keuangan syariah. 

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan ekonomi digital, literasi keuangan syariah sangat penting untuk dipahami oleh generasi milenial, baik dalam konteks pengelolaan keuangan pribadi maupun dalam memahami prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan sesuai dengan ajaran Islam.

Literasi Keuangan Syariah: Definisi dan Perkembangan

Literasi keuangan secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk memahami konsep dasar ekonomi dan keuangan serta memiliki keterampilan untuk membuat keputusan keuangan yang tepat. Di sisi lain, literasi keuangan syariah mengacu pada pemahaman tentang produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, termasuk larangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Literasi ini juga mencakup pengetahuan tentang berbagai instrumen keuangan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah (takaful), pasar modal syariah, serta investasi halal lainnya.

Perkembangan keuangan syariah di Indonesia cukup pesat dalam dua dekade terakhir. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 6,65% dari total aset perbankan nasional, dengan aset mencapai Rp 663 triliun. 

Selain itu, sektor non-bank seperti asuransi syariah dan pasar modal syariah juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Namun, meskipun industri keuangan syariah menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan, literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat, termasuk generasi milenial, masih relatif rendah. 

Berdasarkan survei OJK pada tahun 2019, literasi keuangan syariah di Indonesia hanya mencapai 8,93%, jauh di bawah literasi keuangan umum yang mencapai 38,03%. Angka ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar antara potensi pasar keuangan syariah dan pemahaman masyarakat, terutama generasi milenial, terhadap produk-produk keuangan syariah.

Mengapa Literasi Keuangan Syariah Penting bagi Generasi Milenial?

  1. Pengelolaan Keuangan Pribadi yang Lebih Baik

Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang konsumtif dan seringkali tidak memiliki perencanaan keuangan jangka panjang yang baik. Dengan semakin tingginya gaya hidup modern yang mendorong pola konsumsi yang berlebihan, banyak milenial yang terjebak dalam utang konsumtif, seperti kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan. Literasi keuangan syariah dapat membantu generasi milenial untuk lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Prinsip-prinsip keuangan syariah yang menekankan pada larangan riba dan spekulasi dapat mendorong milenial untuk menghindari produk keuangan yang merugikan, seperti pinjaman berbunga tinggi. Selain itu, dengan memahami produk-produk keuangan syariah, milenial dapat memanfaatkan instrumen keuangan yang lebih etis dan sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti tabungan syariah, investasi berbasis bagi hasil, dan asuransi syariah.

  1. Meningkatkan Kesadaran tentang Investasi Halal

Di era digital ini, akses terhadap berbagai produk investasi menjadi semakin mudah. Generasi milenial yang melek teknologi seringkali tertarik untuk berinvestasi dalam berbagai instrumen keuangan, mulai dari saham hingga cryptocurrency. Namun, tidak semua instrumen investasi tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Literasi keuangan syariah sangat penting bagi milenial untuk membantu mereka memahami perbedaan antara investasi yang halal dan yang tidak sesuai dengan syariah. Misalnya, dalam pasar modal syariah, ada saham-saham yang telah disertifikasi sebagai saham syariah oleh Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI), yang memastikan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak terlibat dalam aktivitas yang dilarang, seperti perjudian, alkohol, atau riba. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang pasar modal syariah, milenial dapat berinvestasi dengan lebih aman dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  1. Mendorong Kewirausahaan yang Berbasis Etika Syariah

Generasi milenial juga dikenal sebagai generasi yang memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi. Banyak milenial yang tertarik untuk memulai usaha sendiri, baik dalam bentuk startup digital maupun usaha kecil dan menengah (UKM). Literasi keuangan syariah dapat memberikan panduan bagi milenial yang ingin menjalankan bisnis dengan cara yang etis dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam keuangan syariah, konsep-konsep seperti mudharabah (kemitraan usaha) dan musyarakah (kerjasama bagi hasil) memberikan alternatif yang lebih adil dan transparan dalam hal pembiayaan usaha. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, milenial dapat menciptakan model bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta menghindari praktik-praktik bisnis yang tidak etis, seperti manipulasi harga atau spekulasi yang berlebihan.

  1. Menjawab Tantangan Ekonomi Digital

Era digital telah mengubah banyak aspek ekonomi, termasuk cara orang bertransaksi dan berinvestasi. Kehadiran teknologi keuangan digital atau fintech telah membuka peluang baru bagi milenial untuk mengakses produk dan layanan keuangan secara lebih mudah dan cepat. Namun, di sisi lain, perkembangan ini juga membawa risiko baru, seperti maraknya pinjaman online berbunga tinggi dan investasi bodong yang tidak jelas asal-usulnya. Literasi keuangan syariah dapat menjadi benteng bagi milenial dalam menghadapi tantangan ini. Dengan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip syariah, milenial dapat lebih selektif dalam memilih produk fintech yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti fintech berbasis syariah yang menawarkan pembiayaan tanpa riba dan transaksi yang lebih transparan.

  1. Peran dalam Pembangunan Ekonomi Umat

Generasi milenial memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi umat, khususnya dalam konteks keuangan syariah. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan memanfaatkan instrumen keuangan syariah yang telah tersedia, seperti wakaf dan zakat digital. Melalui platform digital, milenial dapat dengan mudah menyalurkan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) secara online, serta berpartisipasi dalam proyek-proyek wakaf yang bersifat produktif. Literasi keuangan syariah akan membantu milenial untuk lebih memahami pentingnya partisipasi mereka dalam aktivitas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan sosial.

Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah di Kalangan Milenial

Meskipun literasi keuangan syariah sangat penting, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan literasi ini di kalangan generasi milenial. Pertama, rendahnya pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar keuangan syariah. Banyak milenial yang masih belum familiar dengan konsep-konsep seperti riba, gharar, dan maysir, sehingga mereka cenderung lebih memilih produk keuangan konvensional yang lebih populer dan mudah diakses.

Kedua, kurangnya konten edukatif yang menarik dan relevan bagi milenial. Di era digital, milenial lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial dan platform digital lainnya. Oleh karena itu, pendekatan edukasi literasi keuangan syariah harus dilakukan melalui platform-platform yang sering diakses oleh milenial, dengan konten yang menarik dan mudah dipahami. Misalnya, video edukatif, infografis, atau aplikasi mobile yang dapat memberikan informasi seputar keuangan syariah secara interaktif.

Ketiga, adanya stigma bahwa produk keuangan syariah kurang kompetitif dibandingkan produk keuangan konvensional. Beberapa milenial beranggapan bahwa produk keuangan syariah cenderung lebih mahal atau kurang fleksibel dibandingkan produk konvensional. Untuk mengatasi hal ini, perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat jangka panjang dari produk keuangan syariah, yang tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Strategi untuk Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah di Kalangan Milenial

  1. Kolaborasi antara Pemerintah, Lembaga Keuangan, dan Teknologi

Pemerintah, dalam hal ini OJK dan Bank Indonesia, memiliki peran penting dalam mengatur dan mendorong literasi keuangan syariah di kalangan milenial. Program-program edukasi yang digagas oleh pemerintah perlu melibatkan lembaga keuangan syariah dan perusahaan teknologi untuk menciptakan konten edukatif yang relevan bagi milenial. Misalnya, peluncuran kampanye literasi keuangan syariah melalui media sosial atau aplikasi mobile dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau milenial.

  1. Peningkatan Edukasi di Perguruan Tinggi dan Sekolah

Edukasi tentang keuangan syariah harus dimulai sejak dini, baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Kurikulum yang memasukkan literasi keuangan syariah sebagai bagian dari pendidikan formal akan membantu menciptakan generasi milenial yang lebih paham tentang prinsip-prinsip keuangan yang sesuai dengan syariah. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk belajar lebih mendalam tentang ekonomi Islam dan keuangan syariah, serta melakukan riset untuk mengembangkan inovasi di sektor ini.

  1. Pemanfaatan Teknologi Digital

Teknologi digital dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan milenial. Pengembangan aplikasi mobile yang menawarkan layanan keuangan syariah sekaligus konten edukatif tentang literasi keuangan syariah dapat membantu milenial untuk lebih memahami dan menggunakan produk-produk keuangan syariah. Selain itu, fintech berbasis syariah juga dapat menjadi mitra dalam upaya edukasi ini dengan menyediakan platform yang memudahkan milenial untuk mengakses layanan keuangan syariah secara digital.

  1. Penguatan Peran Media Sosial

Media sosial merupakan platform yang paling banyak diakses oleh generasi milenial. Oleh karena itu, kampanye literasi keuangan syariah melalui media sosial dapat menjadi salah satu strategi yang efektif. Misalnya, lembaga keuangan syariah dapat bekerja sama dengan influencer atau figur publik yang memiliki pengaruh di kalangan milenial untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya literasi keuangan syariah. Selain itu, konten edukatif seperti video pendek, webinar, dan infografis yang menjelaskan konsep-konsep dasar keuangan syariah juga dapat membantu meningkatkan kesadaran milenial tentang pentingnya literasi keuangan syariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun