Racikan kata demi kata yang membentuk kalimat yang berisikan Opini acap kali bersifat subjektif, demikian pula dengan tulisan ini, sebenarnya dengan membaca judul dari artikel ini saja seharusnya pembaca bisa mengetahui gagasan apa yang ingin disajikan oleh penulis, dalam Title tulisan jelas tanpa basa basi dikatakan bahwa “Jokowi adalah musuh bersama “ dan faktanya memang demikian Jokowi adalah musuh bersama lihat saja banyak terjadi kebakaran di era Jokowi dan penolakan mobil murah oleh Jokowi menandahkan bahwa Gubenur katrok yang satu ini benar-benar tidak pro rakyat. Belum lagi mengenai kebijakan larangan topeng monyet yang sama sekali tidak ada faedahnya bagi umat kecuali sebagai pesanan asing, dan lihat gayanya yang belusukan tidak mencerminkan seorang birokrat yang handal dan berkelas sungguh pemandangan itu terlihat kumuh dan kampungan. Bekas walikota solo dengan tampang ndeso itu menjadi populer hanya karena menjadii anak emas media. Wajarlah bukankah setiap hal yang unik selalu jadi santapan menarik oleh media, tampang ndesonya itu sangatlah menarik buat konsumsi media Belum lagi didukung dengan pasukan Cyber yang handal (pasukan Nasi bungkusu) maka komplitlah pecitraan khas Jokowi.
[caption id="" align="alignnone" width="666" caption="http://www.rodazaman.info/wp-content/uploads/2013/07/Jokowi-Korupsi.jpg"][/caption]
Sebaiknya teman-teman menyelesaikan membaca sampai tuntas tulisan ini, meskipun sudah muak dan ingin mutah dengan tulisan di paragraf sebelumnya, dan mungkin juga sebagian pembaca sudah mengclose atau bahkan siap menghajar penulis dengan komentar-komentar pedas dan sebagainya, hal itu wajar saja sebab seorang yang kita anggap baik dan memang terasa baik dengan tega dan sadisnya di bully habis-habisan baik secara politik maupun psikis , namun faktanya itulah yang terjadi kini, kini Jokowi diserang dari berbagai penjuru, khususnya oleh partai yang iklannya teriak-teriak “katakan TIDAK padahal Korupsi”. juga sumpah serapah dari birokrat-birokrat pemalas DKI yang biasa menyedot darah rakyat dengan pungutan-pungutan liarnyayang kini tak lagi bisa tenang dan duduk santai karena khawatir ada sidak.belum lagi oleh pengusaha-pengusaha hitam yang tak lagi dapat ruang serta kucuran dana dari pemerintahan DKI sebab pelicin-pelicin dan gombalan-gombalan justru dibalas dengan sinis , maka musuh pemerintah Miniatur Indonesia alias DKI Jakarta semakin kompleks.
Dalam tulisan ini jelas tidak mengatakan jika pemimpin yang bersih dan amanah maka menciptakan bawahan dan lingkungan bersih dan amanah (meminimalisir KKN) sebab itu hanya ada tertulis dalam hati saja, karena di tengah maraknya korupsi di Indonesia seperti sekarang ini, mengatakan “pemimpin bersih bawahan bersih” seperti itu sama artinya menghina pemimpin bangsa, maka ungkapan dalam hati seperti itu dapat dianggap melecehkan pemimpin bangsa sehingga penulis begitu cemas dan takut didatangi BIN untuk diajak dialog dan lain-lain, penulis juga merasa malu jika hanya gara-gara ungkapan dalam hati itu sampai diklarifikasi oleh pemimpin bangsa lewat konfrensi pers diberbagai media , apa lagi sampai berjanji untuk mencari penulis selama 2 (dua) hari bagai bunda putri.
Ungkapam yang di klaim dalam hati penulis di paragraf sebelumnya tersebut sebenarnya adalah kata- inspiratif tersirat dari jokowi yang pernah disampaikan pada kampanye Pilgub DKI Jakarta dan sejauh ini telah coba dibuktikannya. Namun bedanya Jokowi bukanlah seperti penulis artikel ini yang penakut,pekhawatir dan peragu. Jokowi dengan tegas mengatakan demikian “ Pemimpin Bersih Bawahan Bersih” , tentu yang tidak dirugikan atau justru diuntungkan dengan steatment ituakan mendukung dengan harapan Indonesia bersih dari korupsi dan penyakit sejenisnya, namun di tengah negara yang oknum-oknumnya masi banyak menikmati hasil korupsi, maka pernyataan jokowi itu dianggap hanya sebagai retorika kosong tanpa makna, dan itu berpotensi merugikan kinerja lintah penyerap darah rakyat , sehingga stempel sebagai Musuh bersama kepada jokowi tak dapat dihindarkan.
Ahir kata, merindukan pemimpin bangsa tegas REAL seperti Jokowi, maka kalo tidak sekarang kapan lagi, kalo tidak kita yang mendukung siapa lagi.
[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/02/13620629022103021330.jpg"][/caption]
Salam Satire,
Tim Cyber
The RiceBungkusan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H