Apa yang lebih santun ketimbang bahasa pamit dari cinta yang tertolak?
Memapah harap yang tak pernah tidur dan membawa serta huruf-huruf retak yang terlunta dan penuh luka
Seperti kamus malam yang tergeletak dan dingin dihajar hujan
Apa yang lebih diam, selain langkah sunyi yang takut setelah hardik badai menggumamkan salam akhir dan memintanya berbalik
Serupa peringatan deru rel kereta yang angkuh.
Sebab itu lah cinta pergi membawa segala yang hendak ia beri, tanpa keluh, tanpa mengaduh.
Bandarlampung, 24 JanuariÂ
2021Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!