Ajinomoto?
Hmm, nama itu sepertinya tidak asing buatku. Tiap kali nama 'Ajinimito' disebut, pikiranku langsung merujuk pda gambaran 'penyedap rasa', dengan logo 'mangkok' dan tulisan berwarna merah. Aku sangat mengenal Ajinomoto, karena sejak kecil setiap kali memasak nenek dan tanteku selalu menyertakan Ajinomoto. Apalagi tanteku, setiap kali memasak sayur waluh kesukaannya, selalu memberi Ajinomoto sebagai penambah rasa. Pernah suatu kali, aku lupa memberi Ajinomoto, tanteku langsung tahu kalau aku lupa menambahkan Ajinomoto, jadi percuma saja berbohong dan mengatakan sudah! Karena rasa sayur waluh dengan Ajinomoto dan tanpa Ajinomoto ternyata memang berbeda, hehe! Lebih gurih dengan Ajinomoto, lebih mengundang selera. Begitulah besar peran Ajinomoto di dapur keluarga nenek dan tanteku.
Sekarang setalah aku menikah, berumah tangga dan memiliki anak-anak. Resep-resepÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H