Mohon tunggu...
dwi wulan pujiriyani
dwi wulan pujiriyani Mohon Tunggu... -

Tinggal di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tahun Baru dan Tahun Lalu

31 Desember 2015   18:20 Diperbarui: 31 Desember 2015   18:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa jam lagi... tahun akan segera berganti, dari 2015 menjadi 2016. Seperti tradisi yang dilalui pada tahun-tahun sebelumnya, penghujung tahun akan dilekati dengan berbagai hal mulai dari kaleidoskop, resolusi di tahun baru, ramalan atau prediksi yang akan terjadi di tahun depan serta pernak-pernik yang tidak pernah ketinggalan: terompet dan kembang api.

Tahun baru adalah harapan bagi banyak orang. Tahun baru menandai sebuah babak kehidupan yang tentunya dicita-citakan akan lebih cemerlang dibandingkan tahun yang telah dilewati sebelumnya, tetapi tidak bijak menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki imaje dan cita-cita yang sama mengenai tahun baru.

Ada banyak cara untuk melewati pergantian tahun. Renungan dalam keheningan di rumah-rumah ibadat, pergi berlibur bersama dengan keluarga atau orang-orang terdekat, jamuan makan, perayaan dalam kemeriahan pesta kembang api atau bahkan tumpukan berkas yang harus diselesaikan dan jadwal piket/tugas jaga yang tidak bisa terhindarkan.

Bagi beberapa orang, sangat mungkin tahun baru akan dilewati dengan terlelap seperti biasa, terbangun sejenak di tengah malam ketika mendengar suara kembang api dinyalakan dan kembali terlelap untuk bangun kembali keesokan harinya. Setiap orang bisa memilih tahun baru dalam versinya masing-masing atau bahkan mungkin bukan ‘memilih’, tetapi terpaksa melewatinya tanpa tradisi atau perayaan yang istimewa.

Tahun baru adalah antitesis dari tahun lalu. Jika tahun baru bagi sebagian dianggap sebagai wujud dari apa yang sangat ditunggu-tunggu, maka ‘tahun lalu’ adalah bagian dari sebuah masa yang sudah berlalu. ‘Berlalu’ bisa dimaknai sebagai masa yang sudah ditinggalkan.

Beranjak dari tahun lalu ke tahun baru, adalah sebuah momen yang seringkali memerangkap kita dalam sebuah ‘kepongahan’ untuk tidak mengatakannya sebagai sebuah ‘penyakit lupa’ bahwa kita seringkali terlalu sibuk memfokuskan diri pada sesuatu yang ‘baru’ dan lupa bahwa tahun baru bukan berarti melepaskan tahun lalu, tetapi memaknainya kembali, menyesuaikannya, dan memantaskannya. Tahun baru adalah capaian atau nilai dari apa yang sudah diperoleh di tahun yang lalu.

Memasuki tahun baru dan beranjak dari tahun lalu hanya membutuhkan waktu 1 detik, dari 00.00 menjadi 00.01. Selamat datang tahun baru, selamat menyongsong tahun dengan pembelajaran yang sudah diperoleh dari tahun yang telah ditinggalkan 1 detik yang lalu. Karena tahun baru bukanlah untuk sekedar melepaskan dan melupakan tahun lalu, tetapi tahun baru adalah tahun pembuktian harapan dan segala yang dicita-citakan, rendah hatilah dalam menyongsong tahun baru. Ambilah banyak waktu untuk berefleksi dan menenangkan diri. Dalam ketenangan lah gambaran dan harapan untuk tahun yang baru akan lebih ditemukan dalam bentukan yang paling jernih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun