Mohon tunggu...
Lucia Widi
Lucia Widi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

common people like you..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Selamat Datang di Nagi

3 Agustus 2013   00:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lepas landas dari Kupang dan mendarat di Maumere. Kota yang menjadi pintu gerbang saya memasuki Pulau Flores. Selamat datang di Flores. Bahagia tak terhingga. Rasanya, baru kemarin malam bermimpi andai saja bisa ke Flores. Tapi kali ini, kaki saya benar-benar menapak di tanah tenun. Pulau yang sepintas terucap seperti bunga; flower.

Oiya, saat di El Tari Airport, Kupang, saya berkenalan dengan seseorang yang juga hendak menuju Larantuka. Saya menyapanya Bang Daniel. Begitu sampai di Maumere, saya berkenalan lagi dengan orang yang juga hendak menuju Larantuka. Bang Unun. Jadi begini triknya, kalau kamu melakukan perjalanan sendiri di Flores (atau pulau-pulau lain di Indonesia), sebisa mungkin berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Mungkin saja kalian punya tujuan yang sama. Hal ini dimaksudkan agar bisa menyewa mobil travel secara beramai. Karena ongkos akomodasi darat cukup sulit dan mahal. Sekali jalan, transportasi antara kota di Flores membutuhkan biaya sebesar Rp. 500.000;- untuk satu buah mobil sewa. Jadi, jika beramai-ramai, kamu bisa menghemat biaya.

Sebenarnya ada juga bus antar kota antar propinsi di Flores. Hanya kamu harus sedikit menemukan kesulitan untuk mendapatkannya.

Dan bersama mereka, saya bergerak menuju Larantuka.

Perjalanan yang cukup tegang tapi menyenangkan. Tegang karena keadaan infrastruktur jalan trans Flores yang tidak begitu bagus. Ya, memang ada yang sudah mulus tapi tidak sedikit yang berlubang dna atau tertutup reruntuhan tebing yang longsor. Ditambah rute berkelok-kelok yang hampir membuat saya mabuk. Tapi itu semua terbayarkan dengan pemandangan yang luar biasa, hijaunya pulau-pulau, toska laut, dan biru langit. Rumah-rumah kayu sederhana dan penjual kain ikat. Ah bahagianya.

Setelah kira-kira dua setengah jam perjalanan, kami berisitrahat di Bama. Ada sebuah rumah makan di sana yang biasa disinggahi banyak orang. Dari Bama, hanya perlu satu jam saja untuk sampai Larantuka. Dan dari Bama itu, menuju Larantuka, pemandangannya semakin indah. Rugi ketika kaca mobil tidak dibuka dan membiarkan kamera berdiam diri. Saya lihat dua gunung yang saling berdampingan. Kata Bang Unun, kalau kedua gunung itu adalah sepasang, satu lelaki, lainnya perempuan. Oh, seperti Merapi dan Merbabu kalau di Jawa, saya menanggapi. Kemudian Bang Unun menunjuk salah satu pulau kecil. “Itu Pulau Konga. Masyarakat menyebutnya Pulau Tambang Mutiara. Ya karena ada mutiara di dalamnya. Statusnya disewakan kepada orang Jepang.” Di belakang Pulau Konga, berjajar Pulau Solor dan Adonara yang saling berebut menunjukkan keindahannya.

Dan kami semakin mendekati Larantuka. Kali ini Bang Daniel yang berkata seraya menunjuk satu menara pemancar signal yang berada di bawah kaki gunung, “Larantuka itu yang ada pemancarnya.” Puji Tuhan. Dan kami semakin mendekat, tak sabar. Mereka, yang duduk bersama saya di dalam mobil, tak sabar bertemu keluarga. Sedangkan saya sendiri, menahan hasrat menjelajah Kota Reinha Rosari. Selamat Datang di Nagi.

Sebenarnya Bang Daniel menawarkan saya untuk tinggal di rumahnya, tetapi saya sudah terlanjur memesan sebuah hotel di daerah Weri, sekitar enam kilometer di utara Kota Larantuka. Berhubung yang paling akhir diantarkan, saya jadi tahu satu persatu rumah mereka. Dan mereka sangatlah baik, katanya kalau saya nyasar, dan kebetulan lewat rumah, sila mampir dan akan diantarkan keliling kota dan kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel, rasa syukur saya bertambah besar. Hotel yang luar biasa, kamar-kamar berjajar menghadap laut. Halaman dengan laut hanya terpisahkan pagar kayu yang kusam tapi kokoh. Ada tungku di sudut halaman, bersanding dengan kandang burung dan ayam serta tempat duduk beton di bawah pohon. Sunrise Resort Larantuka, luar biasa.

Setelah meletakkan semua bawaan, saya keluar kamar menuju tempat duduk di bawah pohon tadi. Memandang selat Adonara beserta pulaunya di seberang. Ada beberap kapal nelayan yang melintas. Di samping, ayam dan burung berceloteh seperti ikut merasakan keindahan Nagi.

Lima bintang untuk bumi Reinha Rosari.

[caption id="attachment_257938" align="aligncenter" width="300" caption="Maumere"][/caption] [caption id="attachment_257939" align="aligncenter" width="300" caption="Terimakasih Merpati"]

1375462878539793299
1375462878539793299
[/caption]

13754629132142030692
13754629132142030692

13754629632124055013
13754629632124055013
[caption id="attachment_257943" align="aligncenter" width="300" caption="Bama"]
13754630761988059970
13754630761988059970
[/caption] [caption id="attachment_257944" align="aligncenter" width="300" caption="Merapi Dan Merbabu Kalau Di Jawa"]
1375463120581544892
1375463120581544892
[/caption]

13754631531412803780
13754631531412803780
[caption id="attachment_257946" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Konga"]
137546318954071762
137546318954071762
[/caption]

[caption id="attachment_257947" align="aligncenter" width="300" caption="Sunrise Resort"]

13754632251486595504
13754632251486595504
[/caption]
13754633141980179132
13754633141980179132
13754633541750631613
13754633541750631613
[caption id="attachment_257950" align="aligncenter" width="300" caption="Tungku"]
1375463405507759481
1375463405507759481
[/caption] [caption id="attachment_257951" align="aligncenter" width="300" caption="Kandang"]
1375463455570637017
1375463455570637017
[/caption] [caption id="attachment_257952" align="aligncenter" width="300" caption="Pagar"]
13754634961402347933
13754634961402347933
[/caption] [caption id="attachment_257953" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Solor Di Seberang Selat Adonara"]
1375463532600876040
1375463532600876040
[/caption] [caption id="attachment_257954" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Adonara"]
13754635891532020370
13754635891532020370
[/caption] [caption id="attachment_257955" align="aligncenter" width="300" caption="Adonara"]
1375463628512857283
1375463628512857283
[/caption] [caption id="attachment_257956" align="aligncenter" width="300" caption="Kapal Nelayan Weri"]
13754636671955714515
13754636671955714515
[/caption] [caption id="attachment_257957" align="aligncenter" width="300" caption="Dari Pantai"]
13754637021946637174
13754637021946637174
[/caption]

Larantuka, 27 Maret 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun