Mohon tunggu...
Luciani Jehadu
Luciani Jehadu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ti Jehadu Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tarian Daerah Caci yang Berasal dari Manggarai

20 Mei 2023   08:40 Diperbarui: 20 Mei 2023   08:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Pagi teman-teman semuanya

Apa kabar Pagi ini ?

Semoga semuanya sehat, baik disini saya mau membahas tentang Tarian Daerah yang ada di Indonesia lebih khusus Tarian Daerah dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Tarian Caci

Dinegara kita Indonesia ini memang kaya akan ragam tarian daerah. Ragam tarian daerah tersebar di seluruh penjuru nusantara, dari Sabang sampe Merauke. Hampir setiap daerah di Indonesia memliki tarian yang dapat dibanggakan. Seperti halnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki keindahan alam yang mempesona. Bukan hanya keindahan alam saja tetapi kebudayaan di Nusa Tenggara Timur lebih khususnya di Pulau Flores sudah menjadi ciri khas,seperti tarian Caci yang berasal dari Kabupaten Manggarai. Tarian caci juga memiliki daya Tarik tersendiri, tarian yang dibawakan oleh dua pemuda sambil bertarung dengan pecut serta perisai ini menyajikan penampilan sebagai ciri khas NTT lebih khusus Kabupaten Manggarai.

  Caci atau tari caci adalah tari perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai di Flores,Nusa Tenggara Timur. Tarian Caci berasal dari kata,”ca” yang artinya satu dan “ci” yang bermakna uji. Jika disatukan tarian ini bermakna ujian yang dilakukan satu lawan satu. Fungsi tarian ini yakni sebagai pembuktian siapa pihak yang benar dan mana yang salah. Dengan konsep perang, tarian ini dibawahkan sepasang laki-laki yang memakai pecut untuk bertarung. Lebih banyak luka cambuk di tubuh laki-laki itu tandanya semakin terpandang. Masyarakat menganggap laki-laki yang telah mengikuti tarian caci dilihat lebih dewasa dan dipandang lebih hormat di mata kaum perempuan maupun tua Adat. Tarian caci ini merupakan symbol kedewasaan. Kata “caci” sendiri juga memiliki hubungan dengan nyanyian yang terdapat dalam tarian ini. Saat penari melakukan pementasan seringkali terdengar nyanyian yang menyuarakan “caci caci”. Makna tarian ini terdiri dari tiga hal yaitu Naring, Menkes serta Hiang.

Naring maksudnya memuji, Hiang maksdunya menghormati, dan Menkes bermakna gembira. Tiga kata ini menggambarkan dengan baik tarian Caci sebagai hal yang dilakukan sambil mengikutsertakan perasaan gembira sekaligus menghormati lawan, bahkan sebagai ungkapan syukur untuk Tuhan sang pencipta. Pada saat salah satu anggota kelompok sedang bertarung, anggota lain memberi dukungan dengan cara menari diikuti sorak sorai dari penonton agar pertarungnya semakin seru.

 Tarian ini dianggap sebagai kultur serta seni budaya yang sacral di Manggarai. Berdasarkan sejarah tarian ini berasal dari adu kuat para pemuda dalam pertarungan antar wilayah secara turun temurun. Walaupun memiliki unsur kekerasan yang kuat, sebenarnya filosofi yang dianut tarian ini adalah pesan damai, dan saling menghormati. Zaman yang semakin berkembang membuat seni tari ini ditinggalkan, terutama kaum muda yang sudah banyak terpengaruh oleh media sekarang. Kegiatan ini sering dijadikan penampilan pada momentum reuni keluarga yang asalnya dari Manggarai. Saat ini ceritanya lebih berfokus pada keakraban serta persaudaraan. Property yang digunakan dalam tarian Caci ini yaitu, Cambuk, cambuk ini berfungsi sebagai senjata utama untuk menyerang lawan. Biasanya cambuk yang digunakan penari terbuat dari bahan kulit sapi ataupun kerbau yang sudah dikeringkan. Celana, property dalam tarian caci adalah bawahan berupa celana Panjang dengan warna putih yang dipadukan dengan songke (Kain Khas Manggarai). Perisai, alat yang berfungsi untuk melindungi penari dari serangan lawannya. Perisai digunakan dengan cara dipegang pada sebelah tangan kemudia busur penangkis di tangan lainnya, penari dapat menangkis serangan lawan dengan penggunaan perisai yang tepat. Perisai ini terbuat dari bambu yang berjalin rotan, sementara itu perisainya berbentuk bundar dengan lapisan kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Topeng, bagian kepala penari mengenakan topeng/panggal dengan bentuk menyerupai tanduk kerbau. Topeng ini memang dibuat dari kulit kerbau yang sudah mengeras,kemudian ditambah dengan hiasan kain warna warni. Wajah penari akan ditutupi Sebagian oleh topeng, namun sebelumnya telah dibalut dengan destar atau handuk untuk melindungi area tersebut. Alat Musik, tidak lengkap jika tarian tersebut tidak disertai dengan iringan music, apalagi meliputi adegan pertarungan yang menegangkan dan penuh semangat juang. Alat music yang dipakai dalam tarian Cacian adalah gong,gendang serta nyanyian lagu daerah Manggarai. Giring-giring yang dipakai pada pergelangan kaki penari. Sebagai aksesori tambahan, setiap kali petarung bergerak lincah, bunyi pada giring-giring ini turut meramaikan pertarungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun