***
Cuaca sedang bersahabat, saat Willy dan Indri menyusuri jalan Pecinan yang legendaris. Berbagai jenis makanan tersedia. Indri lebih memilih belanja makanan tradisional di Tan Kim Hock. Selain rasa, bahan yang digunakan selalu yang premium. Hhhhmmm...Indri banget kalau soal hunting makanan, selalu mencari taste yang oke untuk memanjakan lidahnya.
Totebag Indri sudah penuh dengan berbagai macam snack kesukaannya. Saat mereka menuju ke selter taxi air tiba-tiba ponsel Willy berbunyi. Willy dengan segera menerima panggilan ponselnya, karena yang muncul dilayar tertulis My Boss.
"Siap Ndan !" Tampak muka Willy serius mendengar pembicaraan dari ponselnya
"Oke, saya usahakan secepatnya take Off ke Indonesia." Jawab Willy menutup pembicaraan dengan ponselnya
"Kenapa Mas ?" Tanya Indri penasaran
"Sayang, Mas harus segera kembali ke tempat tugas ada kegentingan disana yang mengharuskan Mas berada disana sampai dengan permasalahan jelas-jelas terselesaikan." Jawab Willy sambil menarik nafas berat sekali, paham akan kekecewaan istrinya.
"Tapi kan Mas lagi cuti saat ini..." celetuk Indri dengan suara tersendat menahan tangis sedihnya
"Sayang, ingat kan pasal satu : Tugas Negara adalah prioritas, Pasal dua : apabila istri merajuk agar mempelajari pasal satu." Kilah Willy sambil memeluk istrinya yang mulai meneteskan air mata sedih. Tumpahlah tangis kesedihan Indri dipelukan Willy. Willy membiarkan istrinya sesenggukan didadanya biar merasa lega.
"Sabarrrr...Ujian kita masih panjang sayang...Ingat, kita di Dunia hanya sesaat. Akhirat jauh lebih panjang perjalanannya nanti. Jalani dulu dengan sabar dan ikhlas Takdir kita di dunia ini ya..." Bujuk Willy semakin mempererat pelukannya, karena telah merasakan anggukan kepala Indri.
Pagi yang cerah