Hai, Kompasianer !
Kita semua familier kan dengan lirik lagu Kepompong besutan Sindentosca ? keren abis makna yang terkandung didalamnya. Kita sebagai makhluk sosial pasti perlu dan sangat membutuhkan sahabat untuk berinteraksi. Lalu sahabat sebenernya harus yang gimana sih ?
Ada sebagian orang yang tidak cocok dengan saudara kandung dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Menurut si adik permasalahan yang dia hadapi sangat berat akan tetapi menurut si kakak permasalahan tersebut biasa saja. Disitulah kadang titik ketidak akuran antara adik dan kakak. Pada akhirnya yang merasa disepelekan permasalahan hidupnya akan menjauh dari lingkaran keluarga dan memilih untuk mencari orang lain yang bisa meringankan bebannya. Yaitu Sahabat.
Memilih sahabat yang bisa memahami kita itu gampang-gampang susah dan susah-susah gampang. Karena kita juga harus bisa memahami permasalahan mereka. Tidak banyak orang lain menganggap kita sahabat, tapi hanya pada saat kita happy. Sebaliknya pada saat kita kesusahan mereka otomatis menghindar. Nah, untuk sahabat yang seperti itu sebaiknya jangan sampai mengetahui lebih detail permasalahan kita, apalagi kalau menyangkut periuk dapur kita. Please deeehhh !
Ada 3 tipe sahabat yang perlu kita miliki :
1. Â Sahabat Historis
Kita semua memiliki sahabat pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Kategori sahabat ini, biasanya kita lalui pada saat sama-sama sekolah. Biasanya yang kita bicarakan seputar tugas-tugas sekolah dan seputar kegiatan di lingkungan sekolah. Setelah kita beranjak dewasa, manfaat dari sahabat historis untuk kesehatan mental kita adalah bisa membuat kita tertawa lepas tanpa beban saat kita membahas kenakalan-kenakalan saat masih kanak-kanak ataupun di bangku sekolah. Bukankah para pakar kesehatan menganjurkan agar kita selalu bahagia ? Coba deh, hubungi sahabat kecil kita sekarang untuk ngobrol dan tertawa bareng.
2. Â Sahabat Kesamaan Hobby
Di jaman Now, begitu mudahnya kita mencari komunitas-komunitas yang sesuai dengan hobby kita. Pada saat rasa jenuh melanda, ada baiknya kita bergabung bersama mereka untuk melakukan kegiatan bareng sebagai mood booster. Manfaatnya adalah untuk meningkatkan kembali rasa percaya diri kita apabila sedang stuck ataupun buntu dari ide-ide kreatif kita dalam menjalani rutinitas sehari-hari yang monoton. Let's go tarik koper, untuk yang hobby dengan travelling. Dijamin fresh saat kita kembali menjalani rutinitas harian ataupun menghadapi segunung target pekerjaan.
3. Â Sahabat Karib
Sahabat karib bisa kita temukan dari sahabat historis maupun kesamaan hobby. Tapi alangkah baiknya diseleksi terlebih dahulu sebelum kita menceritakan permasalahan pribadi kita. Alangkah baiknya, sahabat karib itu tidak satu perusahaan dimana kita bekerja. Karena dunia kerja itu unik, kadang tembok pemisah ruanganpun bisa mendengar permasalahan pribadi kita. Untuk itu sahabat dalam satu lingkungan kerja hanyalah untuk urusan pekerjaan saja. Berceritalah mengenai permasalahan pribadi kita dengan sahabat karib yang dapat mengisi kebutuhan emosional kita tanpa mengganggu rutinitas kerja. Penulis siap deh menjadi sahabat karib pembaca sekalian. Hehehe...
Dengan kita mempunyai sahabat-sahabat tersebut diatas, maka kesehatan mental terjaga dan kemungkinan lebih rendah untuk menjadi depresi.
Selamat melanjutkan aktivitas dengan kesehatan yang paripurna !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H