Mohon tunggu...
Nur Rahma
Nur Rahma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan dgn karakter zodiak virgo dan bershio ular. Mengaku dirinya peduli lingkungan. suka menulis dan pembaca setia sastra lama. Menekuni bidang ilmu hukum dalam kehidupan nyatanya. |Twitter: @lucerahma |IG @nurrachma25 |Blog puisi: lucerahma.tumblr.com |Domisili: bojong gede,bgr.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jangan Biarkan Air Hujan Terbuang Percuma

24 Desember 2014   04:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:35 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenali permasalahan dan potensi wilayah.
Membangun SPAH untuk tabungan sumber air bersih.

Berita tertangkapnya Bupati Kabupaten Bogor, Rahmat Yasin pada pertengahan tahun 2014 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap tukar alih fungsi hutan lindung menjadi lahan komersil (perumahan) milik pengembang PT. Bukit Jonggol Asri adalah kabar duka bagi seluruh masyarakat kabupaten bogor. Bukan karena kami terlalu cinta dengan mantan bupati kami. Tapi mengingat dampak jangka panjang akibat perbuatannya tersebut pada lingkungan, dimana kami tinggal di dalamnya.

Karena tidak main-main, konversi hutan lindung yang dilakukan olehnya seluas 2.754 hektar. Bukan jumlah sedikit. Meskipun terbilang udiknya kota Bogor. Faktanya wilayah kabupaten Bogor tidaklah lagi bernuansa perkampungan, dimana banyak pepohonan, udara masih sejuk, air masih dingin, sungai masih bersih, kalau pagi masih terdengar suara cit-cit-ciut burung-burung. Itu karena jumlah perkampungan kian tergerus oleh cluster perumahan, industri, pusat perbelanjaan, bangunan pusat pemerintahan, dan yang terbaru, yang akan menjadi beban lingkungan adalah rencana pembangunan terusan tol antasari-krukut-cinere cimanggis, depok-bojong gede sampai ke cibinong.

Mengenali permasalahan dan potensi wilayah.
Menemukenali permasalah sejak dini harus ditempuh warga Kabupaten Bogor. Mau tidak mau, suka tidak suka karena sekarang bukan saatnya lagi untuk kita bilang tidak peduli. Karena disini kita tinggal. Memburuknya lingkungan, akan berdampak langsung pada kehidupan kita. Termasuk kerusakan sumber daya air yang tidak bisa dipisahkan karena dampak berkelanjutan dari hilangnya fungsi hutan, tata ruang wilayah yang amburadul hingga pertambahan penduduk. Sedangkan, kebutuhan air bagi manusia ngak bisa ditawar-tawar atau dikonversi keberadaannya.

Demikian itu, salah satu point dibalik pencanangan kampung ramah lingkungan perum LIPI Bojong Gede yang baru-baru ini diresmikan. Termasuk programnya untuk memperbanyak lubang-lubang resapan biopori yang multi manfaat, karena selain bisa mengatasi banjir, mengatasi permasalahan sampah yang berasal dari rumah tangga. Lubang resapan biopori juga digunakan sebagai tabungan atas ketersediaan air tanah untuk kebutuhan air bersih kita dalam jangka waktu kedepan.

[caption id="attachment_385723" align="aligncenter" width="346" caption="Program ini di gerakan pertamakali oleh warga sendiri. Atas dasar kesadaran. Baru apresiasi dari pemerintah datang."][/caption]

Kita sadar akan potensi hujan yang banyak karena tinggal di kawasan Bogor. Dalam musim kemarau, hujan bisa datang seminggu 4kali, terlebih di musim penghujan. Air dari langit adalah berkah karena hujan bisa datang sehari 2kali. Pagi hujan, sore atau malam bisa turun hujan lagi, yang kasian ya warga Jakarta yang tiap tahunnya rutin dikirimi parsel berkubik-kubik air dari Bogor.

Tapi air segitu banyak dari air hujan, bukan menjadi jaminan. Kabupaten Bogor bebas dari kesulitan mendapatkan air besih. Kalau masih meragukan silahkan googling dengan kata kunci kekeringan di kabupaten Bogor/ krisis air di Kabupaten Bogor. Sedang daerah Bojong gede pun, mulai banyak sumur yang kering. Mata air di dalam tanah sudah sulit ditemui meskipun berbelasan-belas meter sudah digali. Ini tantangan bagi warga sebenarnya, untuk itu Kampung Ramah Lingkungan Perum LIPI, Bojong Gede adalah jawabannya. Sebagai contoh, bahwa permasalahan harus dijawab oleh warganya sendiri jangan mengharapkan pada pemerintah.

[caption id="attachment_385727" align="aligncenter" width="288" caption="Bapak dedi menerima penghargaan dari Badan Lingkungan Hidup Kab. Bogor"]

1419426731924846873
1419426731924846873
[/caption]

Jangan Biarkan Air Hujan Terbuang Percuma.
Adalah bapak Dedi, ketua RT kami di perum LIPI Bojong Gede yang memberi wacana untuk membangun Kampung Ramah Lingkungan diwilayah kerjanya. Saya ceritakan dukanya bahwa mengajak orang lain untuk sadar menjaga lingkungan dengan turut berpartisipasi bukan soal gampang. Butuh kesabaran ekstravaganza buat memberi informasi program yang ingin di galahkan. Menerangkan manfaat akan program itu, tapi mayoritas orang setelah tahu banyak manfaatnya pun tidak serta merta bergabung. Sampai akhirnya penggagas memberi contoh dengan melakukan kegiatan serba sendiri (tanpa dukungan penuh warga). Paling anak-anak muda yang kece dan keren kaya saya yang bersedia ikut partisipasi. Itupun jumlahnya ngak banyak cuma bisa dihitung jari.

Awal-awal minggu, sampai awal-awal bulan program ini berjalan. Kebanyakan warga masih sebatas nonton apa yang kami kerjakan. Dangdut kali jadi tontonan. Padahal pembuatan lubang-lubang resapan biopori tidak sulit di buat. Tinggal tekan, putar, buat lobang lebih dalam. Tekan lagi, putar lagi, tekan lagi. Putar lagi sampai kedalaman 100cm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun