Pihak Arkema Inc. juga mengonfirmasi bahwa masih ada delapan kontainer yang berpotensi meledak, namun hal ini tidak dapat dicegah karena senyawa kimia tersebut mudah sekali terdegradasi sehingga membutuhkan sistem pendingin yang cukup. Namun karena banjir, sistem pendingin yang biasa peroprasi, kekurangan pasokan tenaga untuk cukup menjaga kestabilan suhu senyawa tersebut sehingga terjadi ledakan.
Selain Arkema Inc. sebagai produsen bahan baku dan pelaku industri polimer, hal buruk lain yang tidak kalah mengkhawatirkannya yaitu suplai Ethylene yang diprediksi menurun hingga November mendatang. Gas yang tidak berwarna dan mudah terbakar tersebut merupakan bahan baku industri petrokimia yang paling penting yang suplainya kebanyakan berasal dari Gulf of Mexico, bagian teluk lautan yang terdampak oleh Badai Harvey.
Texas merupakan produsen dengan suplai 3/4 dari seluruh kebutuhan Amerika Serikat. Ethylene merupakan bahan baku dasar pembuatan konstruksi bangunan, plastic serta berbagai komponen kendaraan, bahkan sebagai bahan produksi pempers/pembalut yang dijual oleh Wal-Mart. Badai Harvey memaksa semua plant produsen Ethylene berhenti beroperasi sehingga menyebabkan penurunan kapasitas produksi di negara itu hingga 61%.
Ethylene atau C2H4 terproduksi secara alami oleh pembusukan buah-buahan. Namun ternyata, gas ini memberikan sumbangan kurang lebih 3,5 triliun USD terhadap industri kimia dengan produksinya sebesar 146 juta ton pada tahun 2016.
Industri proses mengolah senyawa kimia tersebut menjadi polyethylene, plastic umum yang digunakan sebagai kantong plastic. Ketika Ethylene diubah menjadi ethylene glycol, senyawa tersebuh menjadi bahan antibeku yang berfungsi menjadi mesin kendaraan hingga sayap kendaraan tetap berfungsi meski di cuaca yang ekstrim pada musim dingin. Selain itu, Ethylene juga bahan baku dasar polyester yang digunakan pada industri tekstil dan botol kemasan air mineral.
Ethylene juga merupakan bahan baku dasar produk vynil seperti pipa PVC yang digunakan sebagai media transportasi air ke para pengguna rumahan, instrument medis serta sol sepatu. Senyawa ini juga membantu melawan pemanasan global dengan produksi polystyrene sebagai insulator ringan,Â
serta bahan baku karet sintetis yang dapat ditemui pada roda commuter line sehingga kendaraan tersebut berjalan dengan aman. Bahkan, senyawa ini merupakan bahan baku cat dan permen karet.
Produksi Ethylene berasal dari gas alam yang direaksikan dengan steam pada termepratur 816 derajat celcius di dalam furnace sehingga rantai panjang karbon pada gas alam terpecah ikatannya menjadi berbagai senyawa karbon rantai pendek, salah satunya Ethylene dengan produk samping Propylene.Â
Analis dari Alembic Global Advisors, Hassan Ahmed mengatakan bahwa Ethylen dan derivatnya menyiplai 40% penjualan produk kimia secara global. Permintaan pasar di Amerika Serikat membuat khawatir para praktisi di sana karena secara dramatis akan memengaruhi supply-demand di sana. Meskipun  pabrik kimia di sekitar Gulf Coast didesain untuk tetap kokoh terhadap badai dan banjir, Badai Harvey kali ini mendorong industri tersebut menjadi mati beberapa saat. produsen Ethylene di sekitar Teluk Meksiko yang diterjang Badai Harvey di antara lain LyondellBasell Industries NV di Corpus Christi, Exoon Mobil Corp. di Bayton, Chevron Phillips Chemical Co di Port Arthur.
Menurut Kevin McCarthy, Analis Vertikal Reseach, Kombinasi dari lintasan destruksi Badai Harvey dan hujan berkepanjangan menyebabkan malapetaka suplai industri kimia AS yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, hal ini belum pernah terjadi selama kurun waktu 18 tahun. Banyak produsen telah mengatakan kepada pelanggannya bahwa mereka tidak dapat memenuhi suplai material yang telah menjadi kewajiban mereka selama kontrak kerja dikarenakan oleh badai tersebutÂ