Mohon tunggu...
BETI ZANIA
BETI ZANIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis, memulai menuangkan ide

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Unik di Desaku

3 Mei 2023   21:06 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:13 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HPPSL KE 63 /Dokpri

Bertepatan dengan hari pendidikan tangal 2 mei, ada tradisi tentang pendidikan  unik di desaku yaitu hari pemuda pelajar  dan sarjana lempur (HPPSL) biasanya orang menyebut lek pelajar.Tradisi ini merupakan tradisi turun menurun yang masih dilakukan oleh masyarakat lempur (lekuk 50 tumbi lempur) tepatnya di kecamatan gunung raya kabupaten kerinci provinsi jambi,

Sejarah awal adanya tradisi hari pemuda pelajar dan sarjana lempur (HPPSL) ini, dimulai seorang pemuda lempur IR. Rivai Saat MSC,MBA  yang menyelesaikan studinya di pertanian IPB bogor pada tahun 1959, saat IR. Rivai Saat MSC,MBA  pulang ke kampung halamanya di lempur tentu suatu kebangaan bagi orang tua saat anaknya telah menyelesaikan studinya, sehingga orang tuanya melakukan kenduri atau syukuran, sehingga muncul ide dari IR. Rivai Saat MSC,MBA bagaimana kalau para pemuda dan pemudi yang telah menyelesaikan studinya di beri gelar adat dan di harak keliling kampung, oleh karena itu pemangku adat melakukan pemberikan gelar atau apresiasi kepada pemuda pemudi yang telah menyelsaikan studinya atau yang di kenal tradisi Upacara adat hari pemuda pelajar sarjana lempur. IR. Rivai Saat MSC,MBA pencetus hari pemuda pelajar dan sarjana lempur (HPPSL) dan merupakan orang pertama yang di berikan gelar adat yang  dilaksanakan pada tahun 1960.

IR. Rivai Saat MSC,MBA  beliau juga merupakan sarjana pertama di provinsi jambi dan pernah mejabat sebagai duta Indonesia di Bangkok, sehingga beliau di makamkan di taman kali bata (makam pahlawan). Tradisi hari pemuda pelajar dan sarjana lempur (HPPSL) sampai saat ini masih dilakukan  dan di lestarikan oleh masyarakat lempur.

  yaitu para pemangku adat  melakukan Upacara adat hari pemuda pelajar sarjana lempur dimana para pemuda taua pemudi lempur di harak keliling kampung , artinya memberikan penghargaan kepada pemuda dan pemudi yang telah menyelesaikan studinya. IR. Rivai Saat MSC,MBA  beliau juga merupakan sarjana pertama di provinsi jambi dan pernah mejabat sebagai duta Indonesia di Bangkok, sehingga beliau di makamkan di taman kali bata (makam pahlawan)

Upacara adat hari pemuda pelajar sarjana lempur ini, atau juga di sebut dengan "lek pelajar", atau hari sarjana, merupakan upacara adat yang dilakukan setiap tahun, tepatnya  lebaran ke-2 atau tangal 2 syawal. Dimana upacara tersebut  memberikan apresiasi atau gelar kehormatan, para depati ninik mamak, tokoh masyarakat orang tuo cerdik pandai serta elemen masyarakat lempur (lekuk 50 tumbi lempur), kepada para pelajar pemuda/pemudi anak negri  yang telah mendapatkan gelar sarjana, megister, doctor, guru besar, yang telah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Para depati akan memberikan gelar adat "cendikio negaro"

Ada 4 tingkatan gelar yang diberikan oleh depati nan sepuluh ninik mamak nan ber enam bagian hilir dan mudik yaitu:

  • Cendikio negaro (S1)
  • Cendikio negaro madyo ( S2)
  • Cendikio negaro utamo (S3)
  • Maha Cendikio negaro utamo (guru besar)

Adat dan para depati ninik mamak Dengan menghanguskan 100 beras dan satu ekor kerbau.

Menurut Daswarsya selaku tokoh masyarakat lempur dan sebagai dewan kurator  menjelaskan tujuan dari tradisi ini adalah:

  • Memberikan apresiasi pemuda pemudi anak negri yang telah menyelesaikan pendidikannya
  • Memberi motivasi kepada generasi muda untuk tetap menuntut ilmu dan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi

Bertahannya sebuah tradisi tersebut tentu tergantung dari peran masyarakat dimana pepatah masyarakat lempur mengatakan  "ilok negeri wok nan tuo, rami negeri wok nan mudo" sebagai pendukung kebudayaan, yang mana kebudayaan tersebut tentu mempunyai fungsi yang  mengatur  tata  kehidupan  bermasyarakat  sehingga  masyarakat  tetap mepertahankan tradisi tersebut. Upacara adat hari pemuda pelajar dan sarjana lempur ( HPPSL) merupakan suatu tradisi yang dibangun secara kolektif yang mana masyarakatnya sama-sama membangun dan tetap mempertahankan tradisinya secara bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun