Mohon tunggu...
Fanya Lubnadya
Fanya Lubnadya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Gizi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KEK (kekurangan energi kronis) pada remaja putri

17 Agustus 2023   15:35 Diperbarui: 1 Juni 2024   22:10 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ratusan atau mungkin ribuan lebih remaja putri di Indonesia masih awam akan pentingnya gizi seimbang. Masih banyak penduduk di Indonesia yang masih mengkonsumsi zat gizi dibawah angka kecukupan gizi yaitu kurang dari 70%. Konsumsi zat gizi penduduk Indonesia hanya sekitar 40,7%, sedangkan konsumsi protein hanya 37% dari AKG, atau kurang dari 80% (Litbangkes, 2010). Yang pada akhirnya mengakibatkan berbagai dampak buruk terhadap kesehatan dan daya tahan diri setiap individu yang masih belum paham akan pentingnya gizi seimbang di usia mereka yang sudah memasuki fase remaja. Salah satu dampak buruk yang dapat terjadi adalah remaja kurus atau biasa disebut Kekurangan Energi Kronik (KEK).

 Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) dan nutrisi yang berlangsung lama atau menahun. Wanita usia 15-19 tahun merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK). Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari KEK jika di derita remaja putri adalah kekurangan kalsium dengan dampak osteoporosis, kekurangan zat besi dengan dampak anemia, kekurangan gizi dengan dampak terganggunya proses pertumbuhan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Penyebab terjadinya hal ini adalah dari ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya KEK ini, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal terjadinya KEK yaitu genetik,asupan makanan, penyakit infeksi dan lainnya. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan, pendapatan keluarga,tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan pelayanan Kesehatan. KEK juga dapat menimbulkan berbagai gejala yaitu rasa lelah yang berkepanjangan, Konsentrasi dan daya ingat menurun, Nyeri otot atau persendian tanpa sebab yang jelas dan yang paling berbahaya adalah pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak.

KEK dapat diatasi dengan cara rutin mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, selain itu sangat dianjurkan untuk menerapkan pola tidur yang teratur. Usahakan untuk tidur di waktu yang sama setiap harinya agar menjadi kebiasaan. Maka dari itu sangatlah penting memahami dan memperbaiki gizi seimbang terutama di usia remaja. Apabila remaja putri mengonsumsi makanan yang sehat, mereka akan menghasilkan energi yang bermanfaat yang dapat digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Semakin buruk asupan makanan remaja, semakin tinggi risiko terkena KEK. Untuk menghindari kekurangan energi kronis, seorang remaja harus dapat mengontrol asupan gizinya. Jika seorang remaja kekurangan zat gizi, simpanan glikogen tubuh akan diambil untuk menjadi energi untuk memenuhi asupan energi yang kurang. Namun, jika simpanan glikogen diambil terus menerus, tubuh akan menjadi lebih kurus dan status gizi remaja akan berkurang. Karena masalah tersebut, pertumbuhan dan perkembangan remaja tersebut tidak dapat berjalan secara optimal. Selain itu, besar kemungkinan remaja akan mengalami KEK, yang secara otomatis akan mempengaruhi aktivitas mereka dalam kehidupan sehari-hari. Maka bagi para remaja terutama remaja putri ayo kita bersama sama mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit yang tidak di inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun