Berbicara Baitul Maqdis (Palestina), mungkin semua orang sudah tahu bahwa Baitul Maqdis merupakan tanah yang berkah, yang memiliki keberkahan sangat banyak sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw., namun sayangnya hari ini tanah ini terus dirundung penderitaan. Baitul Maqdis adalah tanah yang diberkahi, yet occupied, namun diduduki, tetapi hingga kini masih dalam cengkeraman penjajahan. Sehingga yang menjadi pertanyaan utamanya adalah Why, mengapa kita harus peduli, mengapa tanah suci ini terus terjajah? Mengapa dunia terpecah, dan umat Islam tak mampu membebaskannya?
Baitul Maqdis: Ardul Mubarakah
- Kiblat pertama kaum muslim selama 13 tahun: Rasulullah berkiblat ke masjidil aqsha selama 13 tahun dan ke kabah selama 10 tahun hingga akhirnya beliau wafat. Ini menunjukkan pentingnya Baitul Maqdis dalam pembentukan aqidah awal kaum muslim.
- Masjidil Aqsha dibangun oleh Nabi Adam 'alayhissalam: Berdasarkan Hadits Rasulullah saw., Masjidil Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Ka'bah di Makkah, dengan jarak waktu pembangunan Ka'bah dan Masjidil Aqsha adalah 40 tahun.
- Layaknya Makkah dan Madinah, Baitul Maqdis juga berstatus tanah suci, keberkahan tanahnya juga tertulis (salah satunya) di QS Al-Isra : 1.
- Menjadi tempat dibangkitkannya manusia kelak
- Masjidil Aqsha menjadi markas dakwah para Nabi dan Rasul
- Ayat Qur'an yang berkaitan dengan Baitul Maqdis diturunkan di Mekkah (periode Makkah adalah masa pembentukan aqidah): Baitul Maqdis berkaitan erat dengan akidah, membiarkannya terjajah berarti kita kehilangan bagian dari akidah.
Tidak Hanya Berkah Secara Spiritual, tapi Juga Material
Baitul Maqdis memiliki keberkahan yang meliputi seluruh wilayahnya. Wilayahnya diberkahi dengan tanah subur, kekayaan alam, dan sumber daya yang berlimpah. Ini menjadikan Baitul Maqdis sebagai wilayah strategis dalam sejarah peradaban. Posisi geografis Baitul Maqdis yang strategis, terletak di persimpangan jalur perdagangan antara Asia, Afrika, dan Eropa, menjadikannya pusat perdagangan penting. Di masa kekhilafahan, kota ini menjadi tempat bertemunya para pedagang dari berbagai wilayah, memperdagangkan barang-barang seperti rempah-rempah, tekstil, dan hasil pertanian. Baitul Maqdis, berwilayah kecil namun memiliki 4 topografi dan iklim:
- Padang pasir
- Pegunungan
- Dataran terendah di bumi
- Pesisir dekat Mediteranian
- Memiliki sumber mata air yang bernama 'Surayyaa'. Muncul di bawah tempat Ibunda Maryam saat beliau melahirkan. Ketika diteliti, kandungan air Surayyaa dan Zamzam 100% sama. Keduanya dihasilkan dari 2 ibu dan bayi yang istimewa, yaitu Ibunda Maryam dan Nabi Isa as serta Ibunda Hajar dan Nabi Ismail as.
- Produksi makanan yang kaya dan melimpah: Jeruk terbaik, pisang terbaik, 25 jenis anggur dan zaitun yang sudah ada sejak ribuan tahun.
Baitul Maqdis saat ini, Hancur Lebur
- Jumlah bom yang dijatuhkan di Gaza sejak awal konflik mencapai 75 ribu ton 60% infrastruktur di Gaza hancur.
- Korban terbunuh, terluka dan hilang nyaris menembus angka 150 ribu penduduk dalam 365 hari.
- Zionis dengan brutal menyerang fasilitas rumah sakit sekaligus membunuhi tenaga medis, jurnalis dan petugas kemanusiaan.
- Zionis juga mencuri 2.300 mayat di Gaza
- Bukan hanya umat Muslim yang menderita, militer Zionis Yahudi juga mengarahkan serangan mereka ke luar wilayah Palestina
(Data per Oktober 2024)
Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia. Pertanyaannya: Mengapa para penguasa Muslim dan Arab tidak bergerak sedikit pun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi?
The Answer
Inilah dampak buruk sikap ashabiyah dalam wujud nasionalisme. Nasionalisme telah membuat penguasa negeri-negeri muslim jumawa dengan paham kebangsaan masing-masing. Memanfaatkan emosional geografis tersebut, kaum kafir penjajah berhasil mengotak-kotakkan kaum muslim ke berbagai negara bangsa. Mereka hidup dalam batas-batas wilayah dan enggan memahami kondisi satu sama lain dengan alasan "itu bukan urusan kita".
Di sisi lain, para pemimpin Dunia Islam itu memainkan standar ganda: mengecam Israel, tetapi juga berpelukan erat dengan mereka. Turki, misalnya, pada tahun 2022 semakin meningkatkan hubungan dengan Israel. Ekspor Turki ke Israel pada tahun 2021 meningkat. Bahkan Israel menjadi mitra dagang terbesar Turki yang melebihi Arab Saudi dan Indonesia.
Negeri-negeri Muslim seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko, Sudan, Bahrain dan Yordania juga sudah menormalisasi hubungan dengan Israel. Di lisan, mereka mengutuk Israel, namun mereka terus berjabat tangan dengan kaum zionis yang masih berlumuran darah kaum Muslim. Mereka telah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Allah dan kaum Muslim untuk melindungi agama dan jiwa umat.