Mahasiswa Universitas 17 Agustus Wujudkan Ide Kreatif Pembuatan Sabun dari Bahan Ramah Lingkungan di Mitra Candra Sumekta

Mahasiswa Untag Surabaya (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) melaksanakan pengabdian masyarakat, di desa Wonoploso kecamatan Gondang kabupaten Mojokerto Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2024

Kelompok R7 terbentuk dari 35 mahasiswa salah satunya yaitu Robertus Vito Wijayanto Fakultas Ilmu Budaya program studi Sastra Inggris Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan program kerja pembuatan sabun dari bahan ramah lingkungan. Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Angga Dutahatmaja, S. Kom., MM. Program pengabdian masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Jenis-jenis program pengabdian masyarakat seperti lain: penataan, publikasi, loka karya.

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk proses pembuatan sabun dari tim saya beserta dengan mitra saya. kegiatan yang kami lakukan ialah pembuatan sabun ramah lingkungan yang terbuat dari essence lemon, dan bisa memakai pewangi lain seperti molto ataupun pewangi pakaian lainnya yang bisa digunakan untuk pembuatan sabun cuci.

Pihak dari mitra Candra Sumekta juga menyambut baik kerjasama dengan mahasiswa, diharapkan juga muncul lebih banyak inisiatif dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan menambah wawasan atau edukasi tentang pembuatan sabun yang akan dilakukan hanya mitra Candra Sumekta. 

Saya juga terlibat mengadakan program pembuatan sabun berbahan dasar minyak bersama dengan pemilik mitra dan para karyawan mitra saya. Saya juga terlibat membantu proses pembuatan sabun cuci mulai dari penuangan air aquadest, penuangan soda api ke baskom, memberi pewarna makanan, serta menutup wadah yang berisikan sabun untuk siap dikeringkan.

Mitra saya menyetujui tentang produk sabun saya yang berbasis ramah lingkungan kata dari salah satu mahasiswa bilang ke mitra kalau produk sabun laku pasti saya akan beli, ujarnya. Belum ada pencetus yang membuat olahan sabun batang dan sabun cair untuk mencuci pakaian dan piring di desa wonoploso ini.

Adanya terkait harga dari proses pembuatan sabun ini terbilang murah dan tidak mahal, dengan harga 5 ribu rupiah ibu-ibu bisa membeli produk kami yang inovasi terbaru dengan kemasan yang praktis yaitu menggunakan plastik yang diikat kemudian dijual.

Dengan adanya inovasi terbaru lagi nantinya beredar sabun cuci tersebut laku dan laris manis ketika dijual di daerah pariwasata Mojokerto sampai di kota Mojokerto harga sabun tersebut akan sangat terjangkau jika pemilihan bahan bakunya sangat tepat dan efisien. Peluncuran inovasi terbaru nantinya akan hadir setelah jadi produk sabun cuci tersebut laku dijual di pasar, maupun toko swalayan yang belum resmi seperti toko kelontong, ataupun yang lainnya. Saya berharap mitra UMKM terutama yang menjual sabun di toko-toko tertentu bisa mencoba membuat sabun yang berbahan dasar minyak baru maupun minyak bekas.

Dengan inovasi terbaru pembuatan sabun juga memberikan semangat mahasiswa UNTAG dalam pengaplikasikan ketrampilan untuk meningkatkan kesenjangan sosial terhadap masyarakat dan mendukung pembangunan perekonomian di bidang facial terutama sabun. 

Penulis: Robertus Vito Wijayanto, Arjuno Widya Pratama