Pengabdian masyarakat merupakan bentuk kegiatan masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Program pengabdian masyarakat selalu menciptakan berbagai inovasi yang memberikan dampak positif.Â
Salah satu perguruan tinggi yang menjadikan pengabdian masyarakat sebagai syarat kelulusan pada program studi Ilmu manajemen yakni, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Program pengabdian masyarakat yang diwajibkan universitas tujuannya mahasiswa dapat meningkatkan pembelajaran berbasis komunitas dan dapat mengembangkan sikap kepemimpinan serta tanggung jawab yang diperoleh di dunia akademis.Â
Dengan kesempatan ini, tentu saja hal ini dipergunakan dengan maksimal oleh sekelompok mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Salah satunya ialah mahasiswa R7, M Nauval Ramzi Abidin  yang ditempatkan di Desa Wonoploso, Kec. Gondang. Kab. Mojokerto yang berlangsung selama 12 hari di lapangan. Terhitung pada Sabtu, 13 Januari dan akan selesai di Rabu, 24 Januari 2024.Â
Dalam kegiatan ini, mahasiswa didampingi oleh Dosen Pembina Lapangan (DPL) Angga Dutahatmaja, S.Kom., MM. Meskipun begitu, Nauval tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan lapangan, tetapi juga berhasil memperkenalkan Budidaya Maggot (BSF) sebagai pakan Ikan nila tinggi protein yang dimana bisa menghasilkan ikan nila yang berkualitas nantinya.
Budidaya perikanan air tawar khususnya ikan nila di Dusun Wonosari yang terletak di desa Wonoploso ini memiliki peran penting dalam menyediakan kebutuhan lokal. Dalam rangka mendukung perikanan, Nauval bekerja sama dengan Candra Sumekta (Pemilik Budidaya Ikan Nila) untuk mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi yaitu kualitas pakan ikan nila. Hasilnya ialah mengenalkan budidaya maggot (BSF) untuk pakan yang berkualitas dalam meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan mempercepat pertumbuhan ikan.
Mahasiswa memberikan rumah budidaya maggot (BSF) dan pelatihan tentang cara penggunaan yang efektif dalam pemeliharaan maggot (BSF) yang nantinya memberikan manfaat langsung dalam hal efisiensi dan hasil pakan yang baik.Â
Program pengabdian masyarakat ini bukan hanya tentang memperkenalkan budidaya maggot (BSF) sebagai pakan unggulan, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup pembudidaya perikanan air tawar. Nauval sebagai mahasiswa yang terlibat, mengakui pentingnya memahami kebutuhan lokal dan mendengarkan pengalaman pembudidaya ikan air tawar dalam merancang solusi yang relevan.Â
Baginya, melalui pengabdian masyarakat ini mahasiswa dapat memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terlibat dalam inisiatif serupa serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perpaduan pengetahuan akademis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H