Mohon tunggu...
KKN Untag Surabaya
KKN Untag Surabaya Mohon Tunggu... Guru - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Akun khusus untuk mempublikasikan tulisan dari kegiatan KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembudayaan Maggot BSF sebagai Pengganti Bahan Konsntrat untuk Pakan Ternak

22 Januari 2024   16:14 Diperbarui: 22 Januari 2024   16:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada tanggal 13 Januari -24 Januari yang bertepatan di Desa. Bakalan, Kec. Gondang, Mojokerto, Jawa Timur dari Program Studi Psikologi. Disini, perwakilan tim pengabdian masyarakat  sedang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Program kerja ini dilakukan pada sabtu (20/01) dengan tujuan pemberian penyuluhan dengan tema Budidaya Maggot BSF sebagai Pengganti Konsentrat dengan Menggunakan Media Sampah Organik Rumah Tangga, kegiatan  ini didampingi oleh bapak Muizzu Nurhadi, SS., M.Hum selaku dosen pendamping lapangan. Program yang dilakukan ini dapat membantu masyarakat sekitar untuk mendaur ulang atau memanfaatkan sampah organik maupun rumah tangga untuk dijadikan pakan maggot tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada jam 11.30 WIB yang dihadiri oleh 10 masyarakat desa yaitu Ibu - ibu Dusun Bakalan.

Kegiatan ini berlangsung selama 35 menit yang diisi dengan pemaparan materi dan tata cara -- cara pembudidayaan maggot dari telur hingga menjadi lalat BSF tidak hanya tentang cara pembudidayaan saja melainkan manfaat dan kegunaanya. Lalu dilanjutkan dengan tanya jawab dan penutupan.

Penemuan ide tentang produk maggot ini diperoleh dari permasalahan - permasalahan yang diperoleh dari survei di desa Bakalan, yang dimana masih banyak masyarakat yang kurang tau cara mengelolah sampah organik rumah tangga untuk dijadikan sebagai media budidaya maggot.

Cara pembudidayaan maggot ini dimulai dari mendatangkan lalat bsf, agar dapat melakukan perkawinan dan akan di ambil telurnya. Setelah mendapatkan telur, lalu di buat di dalam sebuah wadah agar dapat menetas, setelah menetas telur maggot akan menjadi baby maggot, dan lalu menjadi fresh maggot, di fase ini fresh maggot di berikan sampah organik sebagai makanannya, setelah itu maggot berubah fase menjadi pupa, dan akan menjadi lalat kembali.

Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya bisa memberikan informasi kepada masyarakat desa bahwa sampah organik bisa diolah lagi agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

"saya sangat tertarik dengan budidaya maggot ini mengingat banyak sekali sampah organic rumah tangga sehari -- hari, kedepannya saya juga ingin mencoba membudidayakan maggot ini sebagai pengurai sampah organik" ujar ibu Herni anggota PKK di desa Bakalan.

dok. pri
dok. pri

Harapan untuk kedepannya dengan adanya sosialisasi ini masyarakat desa Bakalan bisa memanfaatkan sampah organik untuk diolah lagi agar tidak terbuang dengan sia -- sia dan juga  produk yang telah dibuat bisa digunakan sebagai isnpirasi untuk orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun