Tertegun ku dibuai pagi
Di pelupuk mata mentari hangat menyapa
Membelai rambutku dengan semilir anginnya
Tapi bukan itu rasa yang bergejolak di dada
Aku menaruh hati kepada senja
Langit jingganya membuat jiwa bergelora
Perlahan, keteduhannya menyapa jiwa-jiwa
Samar-samar mengalunkan titian nada
Tak cukupku menikmati lantun nyanyiannya
Kedua daun telingaku akan lekang oleh masa
Bibir tipisku tak kuasa melantunkan indah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!