Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Didemo, KKR Natal Pdt. Stephen Tong di Sabuga Bandung Dibatalkan

6 Desember 2016   21:33 Diperbarui: 7 Desember 2016   12:05 5549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ketika ormas menghalangi pengunjung yang akan mengikuti KKR di Sabuga, Bandung (dokpri)

Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal yang rencananya dibawakan Pdt. Stephen Tong di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung tak berjalan sesuai harapan. Ibadah yang dijadwalkan pada Selasa, 6 Desember 2016 pukul 18.30 tak dapat dimulai lantaran para pengunjung tidak bisa masuk ke lokasi. Bahkan pada jam yang seharusnya ibadah sudah bisa dimulai, organisasi masyarakat (ormas) masih menghadang pengunjung di depan gerbang masuk area Sabuga dan Sarana Olahraga Ganesha (Saraga).

Ketika saya tiba di area luar Sabuga sekitar pukul 18. 15, banyak motor berjajar di pinggir jalan. Para pengunjung dan beberapa teman yang saya kenal mengaku tidak bisa masuk karena ada pendemo. Banyak polisi berjajar dan berusaha mengamankan lokasi. Beberapa juga bertugas mengatur jalannya lalu lintas dan menyeberangkan pejalan kaki. Sejumlah polisi juga enggan menjawab pertanyaan, serta meminta pengunjung untuk bersabar dan menanti keterangan langsung dari panitia penyelenggara.

Suasana di pinggir Jalan Tamansari, dekat area Sabuga (dokpri)
Suasana di pinggir Jalan Tamansari, dekat area Sabuga (dokpri)
Berdasarkan informasi yang saya terima dari grup WhatsApp (WA) yang saya ikuti dari dua buah gereja, demo digelar sejak siang. Beruntung, KKR untuk pelajar yang dijadwalkan pukul 13.00 hingga 15.00 dapat berjalan lancar. Berbeda dengan KKR yang akan diselenggarakan pada malam harinya.

Informasi pun beredar dari mulut ke mulut. Namun seorang teman memberikan sebuah selebaran yang tadi dibagikan ormas yang berunjuk rasa. Ini brosurnya:

whatsapp-image-2016-12-06-at-21-20-04-5846ca96917e61060f8c1ebd.jpeg
whatsapp-image-2016-12-06-at-21-20-04-5846ca96917e61060f8c1ebd.jpeg
Sekitar pukul 19.00, para pengunjukk rasa menyampaikan sesuatu yang tak begitu jelas isinya, kemudian meneriakkan, “Allahu Akbar”.

Kemudian, sekitar pukul 19.30, ada panitia yang keluar dan menyampaikan pengumuman. Saya tidak dapat mendengarkan secara jelas mengenai pesan yang disampaikan karena jarak saya berdiri cukup jauh dengan panitia. Namun tak lama, beberapa orang yang bisa mendengarkan pernyataan panitia itu berbalik arah, bertepuk tangan dan bersorak, “Yeeeee, selamat Natal, semuanya!”

Saya dan teman-teman yang berada di situ langsung terheran melihat pemandangan itu. Sesudah saling mengucapkan “Selamat Natal”, mereka berhamburan meninggalkan lokasi. Sepeda motor-sepeda motor yang awalnya diparkir di pinggir Jalan Tamansari itu langsung dibawa pergi para pemiliknya. Jalanan yang tadinya penuh motor mulai bisa dilewati kendaraan yang lalu-lalang dengan mudah.

Sementara, para pendemo masih berada di posisi semula. Ada yang berdiri membawa spanduk, berdiri memantau situasi dan membagikan selebaran perihal penolakan pengadaan KKR di Sabuga, Bandung hingga saya meninggalkan lokasi sekitar pukul 20.00 WIB.

Anggota ormas yang sedang membawa brosur untuk dibagikan kepada pengendara yang lewat. Sementara di seberangnya adalah anggota ormas yang berdiri membawa spanduk unjuk rasa (dokpri)
Anggota ormas yang sedang membawa brosur untuk dibagikan kepada pengendara yang lewat. Sementara di seberangnya adalah anggota ormas yang berdiri membawa spanduk unjuk rasa (dokpri)
Sekelompok pengunjung yang enggan beranjak dari area Sabuga, meski panitia telah mengumumkan bahwa KKR dibatalkan (dokpri)
Sekelompok pengunjung yang enggan beranjak dari area Sabuga, meski panitia telah mengumumkan bahwa KKR dibatalkan (dokpri)
Bandung, 6 Desember 2016

Luana Yunaneva

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun