Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal yang rencananya dibawakan Pdt. Stephen Tong di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung tak berjalan sesuai harapan. Ibadah yang dijadwalkan pada Selasa, 6 Desember 2016 pukul 18.30 tak dapat dimulai lantaran para pengunjung tidak bisa masuk ke lokasi. Bahkan pada jam yang seharusnya ibadah sudah bisa dimulai, organisasi masyarakat (ormas) masih menghadang pengunjung di depan gerbang masuk area Sabuga dan Sarana Olahraga Ganesha (Saraga).
Ketika saya tiba di area luar Sabuga sekitar pukul 18. 15, banyak motor berjajar di pinggir jalan. Para pengunjung dan beberapa teman yang saya kenal mengaku tidak bisa masuk karena ada pendemo. Banyak polisi berjajar dan berusaha mengamankan lokasi. Beberapa juga bertugas mengatur jalannya lalu lintas dan menyeberangkan pejalan kaki. Sejumlah polisi juga enggan menjawab pertanyaan, serta meminta pengunjung untuk bersabar dan menanti keterangan langsung dari panitia penyelenggara.
Informasi pun beredar dari mulut ke mulut. Namun seorang teman memberikan sebuah selebaran yang tadi dibagikan ormas yang berunjuk rasa. Ini brosurnya:
Kemudian, sekitar pukul 19.30, ada panitia yang keluar dan menyampaikan pengumuman. Saya tidak dapat mendengarkan secara jelas mengenai pesan yang disampaikan karena jarak saya berdiri cukup jauh dengan panitia. Namun tak lama, beberapa orang yang bisa mendengarkan pernyataan panitia itu berbalik arah, bertepuk tangan dan bersorak, “Yeeeee, selamat Natal, semuanya!”
Saya dan teman-teman yang berada di situ langsung terheran melihat pemandangan itu. Sesudah saling mengucapkan “Selamat Natal”, mereka berhamburan meninggalkan lokasi. Sepeda motor-sepeda motor yang awalnya diparkir di pinggir Jalan Tamansari itu langsung dibawa pergi para pemiliknya. Jalanan yang tadinya penuh motor mulai bisa dilewati kendaraan yang lalu-lalang dengan mudah.
Sementara, para pendemo masih berada di posisi semula. Ada yang berdiri membawa spanduk, berdiri memantau situasi dan membagikan selebaran perihal penolakan pengadaan KKR di Sabuga, Bandung hingga saya meninggalkan lokasi sekitar pukul 20.00 WIB.
Luana Yunaneva
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana