Liburan itu memang seru sekali kalau dilakukan bersama keluarga. Apalagi jika kebersamaan dengan orang-orang terkasih seperti Papa, Mama dan adik-adik tak bisa sering diadakan. Mungkin karena kesibukan masing-masing, domisili berbeda dan beragam penyebab lain.
Beberapa waktu yang lalu ketika kami sekeluarga dalam formasi lengkap, kami memutuskan untuk berlibur. Karena durasi liburan yang cukup singkat, akhirnya kami menjatuhkan pilihan ke Ranugumbolo yang berada di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pertimbangan kami memilih wahana wisata tersebut adalah jaraknya yang relatif dekat karena bisa ditempuh selama satu jam dari Kota Kediri, tempat tinggal kami.
Jika dilihat di beragam media sosial maupun blog, Ranugumbolo ini mirip dengan Ranukumbolo, sebuah danau air tawar yang sering menjadi tempat transit para pendaki Gunung Semeru. Namun, Ranugumbolo yang baru dibuka oleh pengelola, PT. Perhutani pada tahun 2016 ini tak hanya menyuguhkan pemandangan berupa danau tetapi juga hutan pinus yang asri.
Tak cukup bersantai, saya dan adik-adik naik ke rumah pohon yang ada di tepian danau. Melihat pemandangan hutan pinus dan mengambil gambar dari ketinggian memang memiliki sensasi tersendiri. Namun sebelum naik ke rumah pohon, pastikan usia dan tinggi badan pengunjung sesuai ketentuan yang dibuat pengelola. Kehati-hatian saat naik maupun berada di rumah pohon juga perlu diperhatikan karena bagaimana pun juga, keselamatan lebih penting dibanding sekadar berfoto ria kan?
Keindahan panorama yang masih alami di Ranugumbolo membuat kami sekeluarga tak jemu-jemu untuk mengambil gambar. Kesempatan berkumpul yang jarang sekali bisa kami lakukan membuat saya ingin selalu mengabadikannya dalam rekaman video maupun gambar. Terlalu asyik membuat dokumentasi, konsentrasi berjalan saya pun berkurang dan GUBRAKKK! Saya tersandung.
Bukan maksud hati mengabaikan luka di lutut, tetapi liburan ini tak akan terulang lagi. Saya pun bergegas bangkit untuk melanjutkan berjalan kaki dan berfoto ria. Tentu saja, saya terpaksa berakting tegar aliastidak terjadi apa-apa demi kebutuhan foto dan video yang tampak bagus.
Namun setibanya di rumah, badan saya langsung terasa pegal. Pertama,mungkin tubuh cenderung kaget. Badan saya yang jarang diisi kegiatan olahraga tentu tidak terbiasa langsung berjalan kaki di area hutan yang cukup luas, dengan jalanan yang naik-turun. Kedua,efek tersandung berdampak pada anggota tubuh yang lain sehingga ikut merasakan pegal. Alhasil, tidur semalaman pun tak cukup untuk menghilangkan rasa lelah, jika tidak mengonsumsi vitamin. Karena saya termasuk orang yang tidak suka minum obat, saya pun memilih obat luar untuk menghilangkan rasa pegal. Pilihan saya jatuh pada Geliga Krim, krim otot yang diproduksi oleh PT. Eagle Indo Pharma.
Pencapaian produk ini sebagai solusi mengatasi pegal tak perlu diragukan karena brandGeliga sendiri sudah menerima penghargaan sebagai Top Brand 2017 melalui dua produknya, Balsem Geliga dan Geliga Krim.