"Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong Ibu membersihkan tempat tidurku," begitulah lirik lagu anak-anak yang berjudul "Bangun Tidur" yang diputar oleh pihak taman kanak-kanak (TK) yang tak jauh dari rumah saya. Lagu tersebut memang cocok bagi anak-anak agar mereka terbiasa bangun pagi setiap harinya.
Namun pagi ini, tiba-tiba saya berpikir bahwa lagu di atas kurang relevan bagi sebagian besar orang dewasa saat ini. Ya, tentu banyak jumlah orang dewasa yang langsung mandi begitu mendengar alarm jam beker maupun ayam berkokok. Ada juga yang menjalankan ibadah salat subuh, berbelanja sayuran maupun membersihkan rumah, sebelum mandi pagi. Tetapi saya rasa, persentasenya tak seberapa dibandingkan mereka yang langsung mencari gawai, begitu alarm berbunyi.Â
Alasan klise yang biasa digunakan adalah melihat jam, kemudian mematikan alarm. Sesudahnya, mereka langsung mengecek pemberitahuan pesan masuk di berbagai media sosial yang sengaja di-instal dalam ponsel. Saya termasuk salah satunya.
Dulu orang harus berlangganan koran pagi atau sore untuk mengetahui berita terbaru di Tanah Air maupun kota tempat tinggal dan sekitarnya. Namun sekarang, kemajuan teknologi membuat kebutuhan informasi bisa terpenuhi tanpa membutuhkan waktu yang lama. Selama ada paket data yang mencukupi, beragam informasi sudah berada dalam satu genggaman tangan. Orang tak lagi harus membayar iuran koran bulanan, stay tune pada saluran radio tertentu maupun duduk manis di depan televisi demi mengetahui perkembangan berita yang selama ini diikuti.
Saya pun kini cukup banyak mengandalkan internet untuk mengikuti perkembangan berita maupun mencari informasi yang saya butuhkan. Selain praktis karena cukup diakses melalui ponsel, internet sangat menolong profesi saya sebagai sebagai jurnalis yang menuntut saya untuk terus memperbarui informasi di mana pun saya berada.
Untuk mengecek akurasi sebuah informasi maupun berita, seringkali saya tak hanya menggunakan satu sumber sebagai rujukan. Yang lebih penting adalah kredibilitas sumber yang saya gunakan. Hal ini selalu saya lakukan sebelum mengecek ke lokasi peliputan maupun menggunakan sumber tersebut untuk sekadar pemenuhan kebutuhan informasi. Tak heran jika proses kroscek ke banyak sumber menjadi hal yang wajib saya lakukan.
Proses crosscheck ke banyak sumber, pada dasarnya cukup melelahkan. Apalagi dalam dunia maya, sangat banyak dijumpai sumber-sumber anonim, yang mana hal tersebut sangat anti dilakukan oleh jurnalis. Namun, saya bersyukur sejak menemukan aplikasi Kurio.
Apa itu Kurio?
Kurio adalah sebuah aplikasi yang dibuat oleh sejumlah anak muda yang tergerak untuk menyajikan konten yang dibutuhkan oleh para pembaca, melalui teknologi machine learning dan mesin rekomendasi. Itulah sebabnya, aplikasi ini menampilkan berbagai informasi dan berita dari banyak situs, portal media maupun blog penyedia konten berita dan bacaan bermutu.