Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Review Film] Beauty and The Beast: Beda Versi Namun Menginspirasi

20 Maret 2017   23:19 Diperbarui: 20 Maret 2017   23:25 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, belajar merawat Beast yang terkapar akibat menyelamatkannya dari sekumpulan serigala saat ia mencoba kabur. Ternyata, ketulusannya menjaga dan mengobati Beast dari rasa sakit membuatnya mengerti bahwa Beast bukanlah makhluk yang jahat. Beast ternyata memiliki perpustakaan dengan banyak koleksi buku. Baginya, jarang ada orang yang mempunyai minat baca yang tinggi, apalagi pada masa itu.

Kebersamaan keduanya selama masa pemulihan Beast, membuat mereka menjalani proses kehidupan dengan berbagi. Menurut saya, ini merupakan sebuah proses jatuh cinta yang natural dan jujur adanya. 

Belle dan Beast saling mengenal melalui proses yang mereka jalani bersama di perpustakaan istana (foto: https://a.dilcdn.com/bl/wp-content/uploads/sites/25/2016/11/belle-and-beast-in-library.jpg)
Belle dan Beast saling mengenal melalui proses yang mereka jalani bersama di perpustakaan istana (foto: https://a.dilcdn.com/bl/wp-content/uploads/sites/25/2016/11/belle-and-beast-in-library.jpg)
Di luar konteks asmara, terdapat sebuah proses pembelajaran lain yang saya petik di sini. Sempat berdiskusi dengan rekan sehubungan film “Beauty and the Beast”, kami sama-sama belajar bahwa jika seseorang tidak dapat mengetahui dan mempelajari apa yang dialaminya pada masa lalu, ia tidak akan bisa menjalani kehidupannya yang sekarang dan akan datang.

Setiap orang memiliki banyak kisah dan pengalaman pada masa lalu. Hal inilah yang memberikan pengaruh pada kehidupan yang dijalaninya pada saat ini dan nanti. Manusia dengan segala hal kompleks yang dialaminya akan menentukan “masa antara”, yakni di antara masa lalu, masa kini dan masa depan. Yang bisa dilakukan adalah menjalaninya dengan jujur. Setidaknya jujur pada diri sendiri.

Kediri, 20 Maret 2017

Luana Yunaneva

Sebelumnya tulisan ini telah dipublikasikan diblog pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun