Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Esok

11 Agustus 2016   11:45 Diperbarui: 11 Agustus 2016   11:50 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Gadis, basuhkan lelahmu
 Untaian nama kupanggil merdu
 Sajak esok tak berima
 Maukah engkau melengkapinya? 

 Wahai, pria berkacamata tanpa kuda
 Seruanmu menggetarkan jiwa
 Panah katamu mengandung candu
 Sekejap tapi lalu

 Kuletakkan kacamata di angin lalu
 Suaraku tidak sepanjang katulistiwa
 Gadis, aku tak mau kau mencanduku
 Jiwa ini ada yang punya

 Apalah dikata, candu itu canda
 Dipungut sakit, diabaikan perih
 Ibarat air mengalir ke muara
 Alur membawa cerita, bukan memilih

 Iya, gadis
 Hati teriris
 Percayaku
 Itu kuncianmu

 Warna katamu melambung
 Menjulang tinggi ke awan
 Aku anak putih abu-abu
 Pamitku pergi mengejar angan

Sabtu 6 Agustus 2016

Angin Esok merupakan Sekuel “Angin” bagian ketiga, proyek kolaborasi puisi Muhammad Taufan Ika Sakti dan Luana Yunaneva

Tulisan ini pertama kali diposting untuk Kompasiana 

Link Sekuel "Angin" bagian pertama: Angin Lalu  

Link Sekuel "Angin" bagian kedua: Angin Masa  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun