Sukses menyelesaikan studi dan menjadi koas (dokter muda) di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, tidak membuatnya jumawa. Tahun 2009 ketika kebanyakan dokter memilih menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) di rumah sakit pemerintah, ia memilih cara lain yakni melamar kerja di Rumah Sakit Misi Bethesda Serukam, Bengkayang, Kalimantan Barat. Sebagai dokter misi, ia terlibat dalam pengembangan pelayanan kesehatan di tempat terpencil
Keputusan menjadi dokter misi tidak semulus bayangan karena ia sempat ditentang kedua orang tuanya. Namun setelah menyadari bahwa melayani masyarakat melalui bidang kesehatan adalah panggilan dr. Hendra, mereka pun akhirnya mendukung.
Pengalaman menjadi dokter misi di medan yang sulit mengajarkannya banyak hal terutama menolong orang lain dengan berbagai penyakit. Hidup sederhana dan melayani orang lain juga membuat dr. Hendra merasa bersyukur karena Tuhan masih memberinya kesehatan.
“Meski pun di kota-kota besar banyak tawaran, fasilitas, kenikmatan, dan peluang-peluang untuk menjadi sukses dalam hal finansial, itu nggak ada artinya. Itu bukan hal utama yang perlu dikejar,” ungkap pria yang pernah menjadi Wakil Ketua Akreditasi Rumah Sakit Bethesda Serukam itu.
Saat saya wawancarai, lulusan FK Unpad tahun 2009 itu berharap, program penggratisan biaya kuliah di almamaternya itu akan mendorong pemerataan pembangunan bidang kesehatan di daerah-daerah terpencil. Dengan demikian, pelayanan kesehatan tidak hanya terpusat di kota besar. Seringkali ia merasa kasihan dengan orang-orang tinggal di pedesaan yang tidak mendapatkan perhatian pemerintah perihal masalah kesehatannya.
Bandung, 26 Januari 2016
Luana Yunaneva
sumber foto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H