Mohon tunggu...
Lena T M
Lena T M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scientist

Talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Ketahanan Energi dan Ketahanan Negara

30 Agustus 2022   13:00 Diperbarui: 1 September 2022   11:17 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perang Ukraina-Rusia telah terjadi selama lebih dari 6 bulan. Dan hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda akan datangnya itikad untuk berdamai dari kedua belah pihak yang berkonflik. Konflik yang berkepaanjangan ini mau tidak mau memberikan dampa bagi berbagai bidaang kehidupan, salah satunya dalam bidang energi.

Apalagi mengingat Rusia merupakan salah satu pengimpor komoditas energi terbesar di dunia. Sehingga, sanksi embargo yang dilakukan oleh beberpa negara, teramsuk negara-negara Uni Eropa dan Amerika, tidak hanya membawa dampak negative bagi Rusia sendiri, tetaapi juga mempengaruhi harga komoditas energi global. 

Tentu saja hal tersebut tidak selamanya merugikan. Bagi negara-negara pengekspor komoditas energi seperti Indonesia, hal ini bias memberikan keuntungan terssendiri. Secara garis besar, berikut adalah dampak negative dan dampak positif yang terhadap Indonesia, yang terjadi akibat adanya konflik bersenjata antara Ukraina dan Rusia:

  • Dampak positif
    • Meningkatnya harga komoditas energi berupa batu bara, minyak dan gas alam. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu pemasok utama kebutuhan energi di dunia, terutama bagi Negara Uni Eropa. Namun karena adanya sanksi embargo yang diberlakukan beberapa Negara, sehingga Rusia membatasi ekspor komoditas energinya. Hal ini berakibat pada kelangkaan komoditas tersebut sehingga mempengaruhi harga.
    • Selain adanya peningkatan harga komoditas energi, kelangkaan komoditas energi global juga mengakibatkan peningkatan permintaan komoditas energi bagi Indonesia, sehingga meningkatkan devisa negara.
    • Peningkatan penerimaan pajak dari sektor usaha pertambangan.
      Peningkatan ini berkaitan dengan adanya peningkatan permintaan dan harga komoditas energi. Sehingga meningkatkan nilai pajak yang dibayarkan.
  • Dampak negative
    • Penurunan nilai rupiah, hal ini berakibat pada penurunan investasi di
      berbagai bidang termasuk bidang energi. Sebab para investor lebih memilih memgang aset yang bersifat save heaven seperti emas dan dollar AS.
    • Peningkatan harga minyak dunia mengakibatkan peningkatan subsidi BBM yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah, sehingga meningkatkan APBN yang perlu dikeluarkan pemerintah. Hal ini dapat berimbas buruk bagi ekonomi bangsa apabila pemerintah tidak mengambil kebijakan yang tepat terkait masalah subsidi BBM di Indonesia.
    • Terjadinya kelangkangkaan batu bara. Kenaikan harga batu bara membuat para pengusaha pertambangan batu bara lebih memilih untuk menjual produk mereka keluarga negeri agar mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya. Sehingga mengakibatkan kelangkaan batu bara.

Energi merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertahahan negara, sehingga apabila sektor energi mengalami masalah secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi pertahanan negara Indonesia. Sebagai contoh, Hampir seluruh alutsista milik TNI memerlukan energi untuk dapat berfungsi dengan baik. 

Dan sebagian besar alutsista tersebut masih menggunakan BBM sebagai bahan bakar. Dengan kondisi harga BBM yang melambung tinggi, tentu saja akan berefek negatif bagi pertahanan negara kita. Selain itu, perlu diingat pula bahwa ketahanan energi merupakan salah satu kunci dari tercapainya ketahanan ekonomi. 

Sehingga Pemerintah Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menyikapi dampak-dampak tersebut. Karena jika pemerintah Indonesia dampai salah mengambil langkah, bias saja krisis ekonomi yang besar terjadi di Indonesia. Beberapa ahli energi dan ekonomi, telah mengingatkan Indonesia agar berhati-hati dan tidak mengikuti jejak negara tetangga yang mengalami kebangkrutan.

Langkah-langkah yang telah diambil pemerintah RI: Terkait masalah kelangkaan batu bara yang terjadi di awal tahun 2022, pemerintah mengambil langkah pelaranngan ekspor batu bara bagi pengusaha pertambangan batu bara yang belum memenuhi kewajiban DMO batu baranya. 

Dengan demikian kebutuhan DMO batu bara segera terpenuhi sehingga tidak terjadi pemadaman listrik. Namun hal tersebut juga merupakan masalah yang dapat dihindari apabila pemerintah lebih berhati-hati dalam mengawasi setoran DMO, terutama ketika harga batu bara dunia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. 

Sedangkan terkait masalah kenaikan harga minyak dunia, saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga pertalite. Kenaikan tersebut tentu saja cukup beresiko, mengingat pertalite merupakan BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. 

Terutama bagia masyarakat kelas menengah kebawah. Kenaikan harga Pertalite itu, sebaiknya diimbangin dengan kebijakan-kebj=ijakan yang dapat melindungi daya beli dari masyarakat kelas menengah kebawah, serta kebijakan harga pada komoditas-komoditas pangan utama, agar dampak negatifnya bisa sedikit ditekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun