Sistem energi yang lebih kompleks, dengan elektrifikasi pada intinya, menimbulkan pertanyaan penting tentang masa depan infrastruktur gas alam, yang di banyak bagian dunia memainkan peran penting dalam memenuhi permintaan musiman untuk pemanas serta untuk menyokong beban puncak dalam pembangkit listrik. Bahkan diperkirakan pada tahun 2030, jumlah pembangkit listrik tenaga gas alam di Amerika dan Uni Eropa akan mencapai sekitar 15-30% dibanding tahun 2020. oleh karena itu diperlukan desain pasar yang mengakui nilai fleksibilitas infrastruktur yang ada bahkan ketika fokus beralih ke pengembangan opsi inovatif yang dapat meniru layanan yang disediakan gas alam (termasuk hidrogen rendah karbon). Sehingga transisi yang aman memerlukan pengurutan yang cermat untuk memastikan bahwa perubahan di satu area dilengkapi dengan perubahan di tempat lain. dengan demikian, pembuat kebijakan perlu memahami tidak hanya nilai energi, tetapi juga nilai kapasitas sistem secara keseluruhan untuk menyediakannya saat dibutuhkan. Selain itu perlu diperhatikan pula, bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini berarti perlunya infrastruktur energi yang jauh lebih kuat dan tahan terhadap perubahan iklim dibanding infrastruktur yang ada saat ini.Â
3. Pergeseran geopolitik ketahanan energi:
Transisi energi bersih akan membawa perubahan besar dalam pola perdagangan energi yang telah lama didominasi oleh bahan bakar fosil. Peningkatan kepentingan mineral kritis dan hidrogen rendah karbon berarti bahwa pangsa gabungan dalam perdagangan terkait energi global  akan meningkat hingga 80% pada masa NZE, menjungkirbalikkan dinamika perdagangan terkait energi internasional saat ini. Kebutuhan akan mineral kritis diperkirakan akan mencapai enam kali lipat pada masa NZE. Namun, pasokan dan rencana investasi hari ini menunjukkan risiko keterlambatan pasokan dari proyeksi permintaan di NZE. Harga yang lebih tinggi atau lebih fluktuatif untuk mineral kritis dapat membuat kemajuan global menuju masa depan energi bersih lebih lambat atau lebih mahal. Haal ini diperparah oleh kurangnya keragaman geografis dalam operasi ekstraksi dan pemrosesan mineral penting. Dalam banyak kasus, pasokan mineral kritis terkonsentrasi di sejumlah kecil negara dibandingkan dengan kasus minyak dan gas alam. Ini pasti menjadi sumber kekhawatiran karena ini berarti bahwa rantai pasokan untuk panel surya, turbin angin, dan baterai yang menggunakan bahan impor dapat dengan cepat terpengaruh oleh perubahan peraturan, pembatasan perdagangan, atau bahkan ketidakstabilan politik di sejumlah kecil negara. Perhatian awal dari pembuat kebijakan diperlukan untuk mengembangkan pendekatan komprehensif terhadap keamanan mineral yang mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan investasi dan mempromosikan inovasi teknologi bersama-sama dengan fokus yang kuat pada daur ulang, ketahanan rantai pasokan, dan keberlanjutan.
NZE juga melihat munculnya perdagangan hidrogen antar wilayah (termasuk perdagangan bahan bakar berbasis hidrogen seperti amonia), dengan wilayah yang memiliki potensi produksi berbiaya rendah yang melimpah mengekspor ke wilayah dengan pilihan produksi yang lebih terbatas. Dalam hal ini, koordinasi dan dialog yang cermat akan sangat penting untuk memajukan rantai pasokan baru secara tepat waktu.
Sumber:
IEA (2021), World Energy Outlook 2021, IEA, Paris https://www.iea.org/reports/world-energy-outlook-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H