Mohon tunggu...
Lutfiah Zahra
Lutfiah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Topik dan konten ini mengenai Pendidikan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Transformatif

23 November 2022   20:53 Diperbarui: 23 November 2022   21:03 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran Transformatif

Pembelajaran transformatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada pengetahuan diri pribadi untuk menghadapi permasalahan hidup secara reflektif, terbuka dan kritis. Dalam konsep pembelajaran transformatif, individu menjadi pembelajar yang dapat menyelaraskan diri terhadap perubahan, baik dari segi pemahaman, persepsi maupun pengalaman. Dirancang untuk menemukan model pembelajaran yang secara efektif dapat mengembangkan kreativitas belajar sebagai bentuk perubahan. Pembelajaran transformatif memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk terus belajar melalui berbagai kegiatan yang berlangsung di masyarakat. Suatu proses pembelajaran yang menggunakan berbagai inovasi untuk melibatkan seluruh anggota masyarakat dalam pembelajaran  (Naufal Fajri, 2022).

Menurut Haryadi, dalam (Kartyadi, 2022) berpendapat bahwa Pembelajaran transformatif adalah metode pendidikan yang memungkinkan siswa untuk mendidik diri mereka sendiri melalui pengalaman yang melibatkan realitas. Banyak pemikir di dunia pendidikan berpendapat bahwa sistem pendidikan tidak cukup hanya memberikan pengetahuan (apa yang diketahui siswa), tetapi perlu memberikan kepercayaan diri dan kemampuan kepada siswa untuk menjadi atau menjadi diri mereka sendiri.

Teori pembelajaran transformatif adalah proses mengubah kerangka acuan. Orang dewasa memperoleh seperangkat pengalaman, asosiasi, konsep, nilai, perasaan, dan konsep yang koheren yang membentuk kerangka kerja yang mencirikan dunia yang hidup. Kerangka acuan adalah struktur hipotetis untuk memahami pengalaman. Mereka secara khusus memodifikasi dan memecahkan kode harapan, persepsi, kecenderungan, dan emosi. Mereka mendefinisikan "cara melakukan sesuatu" kami. Setelah disejajarkan, secara otomatis beralih dari satu aktivitas (mental atau perilaku) ke aktivitas lainnya. Kami memiliki kecenderungan kuat untuk menolak ide-ide yang tidak sesuai dengan asumsi kami dan mengatakan bahwa itu tidak layak dipertimbangkan. Ketika keadaan memungkinkan, pembelajar transformatif bergerak ke pengaturan yang lebih inklusif, diskriminatif, reflektif, dan integratif. (Mezirow, 1997).

  • Globalisasi Kedangkalan merupakan Fenomena yang memberikan dampak  negatif dari efek yang ditimbulkan Globalisasi. Dimana pola pikir kritis dan serius yang dicapai melalui kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh seringkali rusak dan tidak menemukan tempat yang semestinya. Orang-orang kehilangan kemampuan mereka untuk menghadapi kenyataan. Artinya, proses dehumanisasi yang bertahap, tenang tapi nyata. Fenomena globalisasi kedangkalan juga dapat dibuktikan ketika tugas sekolah maupun kuliah seringkali mengandalkan aplikasi mesin pencari. Aplikasi tersebut memang memudahkan kita untuk mengetahui berbagai informasi dalam hitungan detik, namun demikian hal tersebut dapat menggerus daya kita sehingga semakin tumpul baik secara batin maupun intelektual. Dengan begitu, masyarakat yang ingin belajar akan semakin tertinggal dari segi pola pikir dan pengetahuannya (Kartyadi, 2022).

Pada prinsipnya, pembelajaran transformatif merupakan pembelajaran yang memberikan tantangan secara serius kepada masyarakat untuk menilai sistem dan pandangan hidupnya sendiri, kemudian diikuti dengan pemberian suatu pengalaman transformatif tertentu. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran transformatif dapat memberikan pengalaman menarik yang dapat diterima oleh masyarakat. Kunci dari pelaksanaan pembelajaran transformatif adalah partisipasi setiap masyarakat untuk menyadari betapa pentingnya kegiatan yang dapat merubah kebiasaan mereka menjadi lebih bermanfaat.

Diperlukan adanya sikap yang adaptif dan cepat tanggap dalam menghadapi dunia globalisasi kedangkalan dan segala tantangannya. Proses pembelajaran harus dikemas secara aktif dan kreatif dengan memperhatikan perkembangan yang yang sedang terjadi di dunia Pendidikan. Mereka dilatih dan diberdayakan sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengembangkan setiap potensi diri mereka agar mengalami perubahan yang lebih baik dalam hidupnya.

Pembelajaran transformatif memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Karena kesadaran merupakan kunci yang harus dimiliki agar perubahan dapat tercapai. Dengan adanya kesadaran yang dimiliki masyarakat, maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.

SUMBER REFERENSI

Kartyadi, T. (2022, April 7). Menciptakan Pembelajaran yang Transformatif. Retrieved from https://repository.usd.ac.id/42419/1/7899_FinalBernasApril2022_Menciptakan+Pembelajaran+yang+Transformatif+-+bernasnews.com.pdf

Mezirow, J. (1997). Transformative learning: Theory to practice. New Directions for Adult and Continuing Education, 1997(74), 5--12.

Naufal Fajri. (2022, March 21). Mengenal Model Pembelajaran Transformatif bagi Masyarakat. Kompasiana.Com.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun