[caption id="attachment_345984" align="aligncenter" width="560" caption="Gedung Pola yang diubah menjadi Gedung Perintis Kemerdekaan"][/caption]
Oleh
PAULUS LONDO
Sudah lama nama ”GEDUNG POLA” diubah menjadi ”GEDUNG PERINTIS KEMERDEKAAN.” Ini jelas kejahatan terhadap sejarah, sebab mengandung pembodohan dan penyesatan. Sebab keberadaan gedung ini tidak ada hubungannya dengan ”perintisan kemerdekaan.” Penbangunan Gedung Pola ditandaidengan”Ayunan Cangkul Pertama” oleh Presiden Soekarno sekaligus pencanangan dimulai ”Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I.” Karena itu, Gedung Pola, bukan Gedung Perintis Kemerdekaan, melainkan Gedung Perintis Pembangunan Indonesia (Menuju Manusia Indonesia Baru, Masyarakat Indonesia Baru dalam Tatanan Dunia Baru).
Dari lokasi ini, Presiden Soekarno mencanangkan pembangunan Indonesia yang modern dan hasilnya, pabrik-pabrikberdiri di berbagai pelosok tanah air, universitas dan sekolah tinggi terdapat di berbagai provinsi, bendungan-bendungan raksasa (seperti Jatiluhur, Karangkates, dan lain-lain), infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandar udara, dan sebagainya.
Di Gedung Pola, berbagai maket dan rencana pembangunan dipamerkan secara terbuka dan mendetail termasuk pembiayaanya sehingga semua orang dapat memahamimaksud, tujuan dan target dari suatu proyek dan tentu dapat ikut mengawasinya sehinggapeluang korupsi dapat diminimalisasi.
Saat ini, kondisi Gedung Pola sangat menyedihkan.Selain peruntukkannya yang tidak jelas, juga bangunannya tidak terurus.Dinding gedungnya sudah kusam, dipenuhi tumbuhan liar. Pemandangan menyedihkan akan tampak dengan jelas jika menengokbagian belakang yang menghadapi Taman Proklamasi.
Menurut informasi, Gedung Pola berada dibawah otoritas Sekretariat Negara. Karena itu dikuatirkan penelantaran gedung tersebut merupakan bagian dari skenario penjualan atau pengalihan hak atas gedung ini kepada pohak swasta pemilik modal (kapitalis), sehingga bangsa ini kehilangan jejak sejarahsejarah perjuangan bangsanya. Kekuatiran ini memang beralasan, sebab sudah cukup banyak lahan dan gedung dan lahan yang berada di bawah otoritas Sekretariat Negara sudah berpindah pemilikan. Misalnya, sebagian lahan Kompleks Gelora Bung Karno Senayan Jakarta dan sebagian lahan bekas Bandar Udara Kemayoran yang kini berada ditangan swasta.
Untuk itu, mari kita Selamatkan Gedung Pola dengan mengembalikannya pada fungsi semula.
Jakarta 10 Januari 2015
1). PAULUS LONDO, Ketua LS2LP/SUAR (Lembaga Studi Sosial, Lingkungan & Perkotaan/ Suara Akar Rumput). Saat ini juga menjabatKetua Kompartemen Ideologi & Pemantapan Kehidupan Kebangsaan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PP GMNI) danWakil Ketua Bidang Ideologi dan Politik, Pengurus Daerah PD PA GMNI Jakarta Raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H