Model pembelajaran Kreatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu dosen dalam proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar peserta didik yang diharapkan oleh pendidik dapat meningkat.
Kreatif adalah sebuah pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Sehingga orang yang dikatakan kreatif adalah memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Berfikir kreatif merupakan berfikir devergen thinking yang memiliki ciri fleksibelitas, originilitas, fluency (keluwesan, keaslian dan kuantitas output.
Menurut Campbell (1986) menyatakan ada beberapa ciri orang kreatif antara lain:
- Kelincahan mental (berfikir dari segala arah).
- Kemampuan untuk bermain dengan ide, gagasan konsep, langkah-langkah, lambang-lambang, kata, angka, yang lebih khususnya berhubungan dengan ide-ide, gagasan dan sebagainya.
- Berfikir dari satu ide, gagasan menyebar kesegala arah, yakni berfikir mencari jawaban dengan mencari jawaban yang berbeda.
- Fleksibilitas dan konseptual.
- Kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan kerja yang tak jalan.
- Orientalis (berorientasi pada hal positif).
- Kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tidak lazim yang jarang, bahkan mengejutkan.
- Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas.
- Latar belakang yang merangsang.
- Kecakapan dalam banyak hal.
Kreatif dapat dirancang untuk memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati, hubungan sosial baik di sekolah maupun lingkungan lain. Selain itu orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif. Kreatif tidak harus seorang seniman, ilmuwan, penemu. Semua orang mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang dibutuhkan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil resiko, dan dorongan untuk membuat segalanya. Selain itu orang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua miliki dengan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru.
Adapun tahap-tahap kreatifitas menurut Munandar (1998) adalah sebagai berikut:
- Persiapan
Meletakkan dasar, mempelajari latar, seluk beluk dan problematikanya
- Konsentrasi
Inkubasi mengambil waktu, istirahat, waktu santai, melepaskan diri dari kesibukan
- Iluminasi
Tahap mendapatkan ide gagasan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru
- Verifikasi
Menghadapi memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru.
Para peserta didik dibimbing agar memiliki kemampuan kreatifitas, mampu berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Oleh karena itu, melalui proses belajar mengajar diupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Dosen perlu menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas kreatifitas yang dimiliki oleh para peserta didik.
Baca juga: Bangkit (Pendidikan) Indonesia 2021!