Mohon tunggu...
LSM PENJARA 1
LSM PENJARA 1 Mohon Tunggu... Lainnya - One Pacific Place, 15th Floor (SCBD) Jakarta Selatan

LSM PENJARA 1 Menginvestigasi Kasus Mega Korupsi yang Serius dan Kompleks

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Teuku Z. Arifin Ketum LSM PENJARA 1 Soroti Transparansi Anggaran Pertahanan

13 Januari 2024   09:26 Diperbarui: 13 Januari 2024   09:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambir, Jakarta -- Teuku Z. Arifin, Ketua Umum LSM PENJARA 1, menegaskan pentingnya transparansi dalam anggaran pertahanan negara. Menurutnya, strategi pertahanan dan perang boleh dirahasiakan, namun tidak untuk anggaran belanja. "Anggaran pertahanan bukanlah suatu rahasia. Negara-negara di dunia, termasuk Amerika, China, dan Rusia, telah mempublikasikan anggaran militer mereka secara terbuka," ujar Teuku Z. Arifin dalam pernyataannya.

Beliau juga menyampaikan bahwa pembelian peralatan militer bekas dengan usia yang hampir sama dengan barang baru, seperti kasus pembelian Mirage 2000-5, tidak menunjukkan penggunaan anggaran yang efisien. "Pada zaman Presiden Sukarno saat Trikora, meskipun Indonesia membeli peralatan militer bekas, usianya tidak jauh dari waktu produksi," tambah Arifin, menekankan bahwa masa lalu memberikan contoh yang baik dalam pembelian aset pertahanan.

Mengacu pada data yang diambil dari Kementerian Pertahanan masing-masing negara, Arifin mendesak agar pemerintah mengadopsi pendekatan yang sama dalam hal transparansi. "Jika ada upaya menyembunyikan data, itu sudah jelas tidak transparan dan publik berhak tahu bagaimana uang mereka digunakan," tegasnya.

Arifin menambahkan, "Rahasia seharusnya hanya berlaku pada strategi pertahanan. Pemimpin yang transparan adalah kunci, karena masa depan bangsa bisa hancur jika dipimpin oleh orang yang tidak amanah dan bermain rahasia dengan uang rakyat."

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pembelian dari luar negeri, termasuk jenis dan jumlahnya, tidak perlu dirahasiakan sehingga memungkinkan adanya kontrol publik. "Transparansi setidaknya dapat mengurangi kebocoran yang ada. Biasanya, orang takut makanya dibuat rahasia," ungkap Arifin.

Dia mempertanyakan, "Sekarang kita takut kepada siapa? Rahasia untuk rakyat sendiri, agar tidak ada yang protes atau demo? Kita tidak perlu berlebihan dalam merahasiakan pertahanan, kecuali jika kita mampu memproduksi sendiri untuk kebutuhan TNI atau membuat rudal canggih. Itu yang perlu dirahasiakan."

Pernyataan tajam Arifin ini seakan menjadi panggilan bagi pemerintah untuk menerapkan tindakan yang lebih terbuka dan bertanggung jawab dalam pengelolaan dana negara, khususnya yang berkaitan dengan sektor pertahanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun