Mohon tunggu...
Sastri
Sastri Mohon Tunggu... -

A grateful wife and a mama who writes one a small sentence at a time. She enjoys taking pictures, traveling, reading, writing, cooking and gardening. She also appreciates a good cup of coffee.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Wanita di Dunia Corporate Vs sebagai Ibu Rumah Tangga

2 Mei 2014   08:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seiring dengan perkembangan zaman, peran wanita di dunia modern begitu di idamkan dan di tinggikan. Emansipasi wanita untuk memiliki hak yang sederajat dengan laki-laki sudah hampir menjadi kenyataan. Mengapa saya katakan “hampir menjadi kenyataan”, karena menurut opini saya, wanita tidak pernah akan mendapatkan perlakuan yang sama di bandingkan laki-laki di dalam dunia corperate. Di dunia corperate, wanita masih mengalami banyak diskriminasi. Wanita biasanya menerima jumlah uang gaji yang lebih sedikit di banding laki-laki, meskipun mereka bekerja di bidang yang sama. Sebagai tambahan, wanita juga mengalami banyak resiko pelecehan seksual di tempat kerja.

Peran wanita dalam masyarakat sungguh penting untuk memberikan input di dunia yang biasanya di kuasai oleh laki-laki. Tetapi dengan bertambahnya peran wanita di dunia corperate, mereka di minta untuk mengorbankan sebagian atau seluruhnya peran mereka sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga adalah ibarat tiang rumah yang membuat rumah tersebut tetap tegak berdiri, dan untuk memastikan kepentingan fisikal dan psikologis anak tetap di terpenuhi.

Sebagai seorang Ibu, rasanya enggan sekali untuk meninggalkan anak saya di tempat penitipan anak. Karena saya tidak percaya kepada orang lain untuk mengasuh anak saya, di samping itu biaya penitipan anak sangat mahal di Amerika di mana saya berdomisili. Di penitipan anak biasanya rasio jumlah pengasuh dan jumlah anak tidak seimbang, oleh karena itu resiko anak untuk di terlantarkan dan mendapatkan kurang perhatian lebih tinggi. Untuk bayi yang berumur di bawah satu tahun, perhatian dan brain stimulasi begitu penting untuk perkembangan psikologis. Oleh sebab itu saya tidak berani mengambil resiko untuk menitipkan anak saya yang berumur 3 bulan. Saya berencana untuk menunda untuk kembali kerja sampai dia berumur 1 tahun, itupun karena terpaksa. Kalau menurut keinginan saya, maunya kerja separuh waktu. Untuk mengupahi nanny atau baby sitter yang kurang pengetahuan tentang perkembangan anak, saya masih kawatir sekali.

Di Indonesia sepertinya banyak ibu-ibu dari golongan ekonomi menengah atas memiliki nanny untuk mengasuh anak mereka. Malah banyak phenomena di mana anak lebih dekat dengan nanny-nya daripada ibunya sendiri, karena sang nanny menjadi pengasuh utama dan banyaknya waktu yang di habiskan bersama sang nanny tidak seimbang.

Kembali ke topic mengenai peran wanita, di tempat saya berdomisili banyak wanita yang bekerja di luar rumah dan menitipkan anaknya di penitipan. Sebagian karena terpaksa untuk mencari income dan sebagian karena peran mereka sebagai wanita karir. Peran wanita yang bekerja di dunia corporate tidaklah begitu mudah, karena selain mereka bekerja di luar rumah mereka juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, pekerjaan rumah seperti, masak, mencuci, dan membersihkan rumah masih harus di kerjakan. Untuk ibu-ibu yang memiliki suami atau pasangan yang pengertian, pekerjaan rumah bisa di bagi dan di kerjakan bersama. Bagaimanapun adilnya pembagian pekerjaan rumah dengan suami atau partner, persentasenya masih tetap tidak seimbang. Karena sebagai ibu rumah tangga, wanita memiliki naluri yang lebih tinggi untuk masalah rumah tangga seperti bersih-bersih dan memasak. Maaf, bukan maksud saya merendahkan laki-laki dalam hal pekerjaan rumah.

Nah, pertanyaan saya, apakah peran wanita di tempat kerja lebih di pentingkan atau mengurus anak/ibu rumah tangga lebih di pentingkan? Dimana keseimbangan itu kalau kedua-duanya penting? Yang harus di ingat, anak-anak adalah generasi penerus kita yang berhak mendapatkan the best care.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun