Mohon tunggu...
LS HARI CANDRA SIMANJUNTAK
LS HARI CANDRA SIMANJUNTAK Mohon Tunggu... -

LIFE IS EFFORT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sedikit Cerita di Balik Pena

25 November 2011   03:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat ini, dimalam kesunian dimana para jangkrik dan burung hantu bersautsautan berirama, menyentuh tiap ruang hati dan relung persaan, serasa memenuhi segala laci laci ruang hati yang kosong dan penuh kehampaan.

Saat teringat sesuatu dihati, dimana kan mencari kenangan ? hanya bisa mencari di laci laci kehidupan, dimana dalam ruang laci kenangan, terdapat tiap lembar coretan yg telah tercetak coretan goresan tinta kehidupan dari masa lalu yang tlah berlalu, masa lalu bagai derit langkah sang pengemis, ditengah kesunyian malam, mencari secerca asa, mencari setitik cahaya ditengah kelammnya dunia. Saat semua terulang, seakan mencoba menghapus lubang batu yang tercipta dari tetesan tetesan kecil air, dalam pertalian waktu yang sangat panjang, dan seakan tanpa henti terus menetes, terus menetes dan terus menetes didalam hati.

Kenangan itu seakan tak akan sirna dan takan mampu ditutup dengan pasir masa depan. Masa lalu tetap lah tergulung rapi didalam laci laci kehidupan. Setiap tetesan air yang berjatuhan dari sepasang mata yang selalu bersamaan, kita merasakannya wahai sahabatku . pedih ku tak terucap, sakit ku tak terbaca, dan kesedihanku tak tertulis, tetapi hatiku berteriak sekuat halilintar yang berbunyi dikala hujan, dimana mereka seakan tak perduli dengan apapun yang terjadi.

Tapi dengan kasih dan persahabatan, engkau mampu membuat sebuah jembatan renta yang hanya bisa tuk dilalui kau dan aku, dilalui dua manusia yang terjalin rasa perduli.
disaat pertama ketika suatu kekuatan menarik ku jatuh kedalam tebaran rasa ucapan selamat datang yang hangat, hatiku berteriak, Terimakasih Tuhan, kau telah memberikannku sahabat terbaik. Jalan memang tak selalu lurus sahabat, tebing terlalu terjal tuk kau lalui sendiri, rimba terlalu buas untuk kau jalani, kekuatan persahabatan kita bagaikan surya sahabat, tak pernah berhenti bersinar, kerikil tajam di jalanan, terkadang begitu perih terasa.

Mungkin saat ini ku tak tahu kau , ku tak mengerti kau, tapi kumengerti KITA. Kesuksesan kita adalah tujuan kita, kita punya satu asa , dimana keyakinan kita bahwa pagi akan selalu datang tuk menjemput kita, dengan setetes embun di danau , dan secerca cahaya mentari kan menyilaukan mata kita dan mengisi kekelaman kehidupan dunia ini.
Sekarang, kita sama sama berjuang tuk meraih masa depan kita teman, masa depan yang optimis dan realistis, yang diraih penuh dengan derita luka dan sakit . semua hanya terasa bagai setitik luka apabila kita lalui dengan usaha dan doa teman.

KALIAN SAHABAT KU DI KOTA INI, DI SAAT KU MELALUI SEBAGIAN RANTING DARI SEUTUH POHON KEHIDUPANKU YANG SEDANG BERUSAHA TUMBUH DAN BERKEMBANG, DENGAN LINGKUNGAN YANG KERAS DAN KEHIDUPAN YANG KEJAM. MARI KITA SAMA SAMA BERJUANG SAHABAT.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun