Seorang anak kecil yang bernama Ali sangat sering mengeluh tentang hidupnya. Ia merasa tidak bahagia karena tidak memiliki mainan yang banyak dan tidak bisa membeli makanan kesukaannya setiap kali ia inginkan. Setiap kali ia mendengar teman-temannya berbicara tentang mainan atau makanan kesukaan mereka, ia merasa semakin tidak bahagia.
Suatu hari, Ali bertemu dengan seorang pengemis yang sedang duduk di pinggir jalan. Pengemis itu tampak begitu lelah dan kelaparan. Ali merasa sedih dan ia memberikan uang yang ia miliki kepada pengemis itu. Tiba-tiba, pengemis itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia berkata, "Anak kecil seperti kamu memiliki hati yang baik. Terima kasih untuk kebaikanmu."
Setelah berbicara dengan pengemis tersebut, Ali merasa ada yang berubah dalam dirinya. Ia menyadari bahwa ada orang lain yang mungkin lebih miskin darinya dan mereka juga membutuhkan bantuan. Ia mulai merasa bersyukur atas kehidupannya dan menyadari betapa banyak hal yang harus disyukuri.
Ali mulai menikmati hidupnya lebih dari sebelumnya. Ia berhenti mengeluh dan memilih untuk bersyukur atas segala hal yang ia miliki. Ia belajar untuk tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, karena setiap orang memiliki kisah hidup yang berbeda.
Hari demi hari, Ali tumbuh menjadi anak yang lebih bahagia dan bersemangat. Ia belajar untuk mencari kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri dan tidak lagi bergantung pada benda-benda material atau hal-hal yang ada di luar dirinya. Ia terus mempraktikkan rasa syukur dan berbuat baik kepada orang lain, karena ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam keserakahan atau keinginan yang tidak terbatas, tetapi dalam kebaikan dan kasih sayang yang kita berikan kepada sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H