Penulis : Â Â Ana Mariana, Nur, Iwan Hanafi, Rusli Ginting Munthe, Yenny Yuniawaty, Boedi Hartadi Kuslina, Lauw Tjun Tjun, Anny Nurbasari
Indonesia memiliki surplus populasi di mana secara mayoritas ada pada penduduk dengan jenjang usia muda. Kawula muda atau generasi muda adalah potensi yang besar bagi kemajuan bangsa jika dididik, diarahkan, dan dikembangkan kemampuannya dalam konteks kebangsaan dan peningkatan ekonomi nasional. Namun, pada saat ini lonjakan populasi Indonesia juga menjadi sebuah tantangan bagaimana agar kawula muda, selain mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya; mereka juga diberikan motivasi untuk menciptakan lapangan kerja melalui upaya wirausaha. Jiwa wirausaha yang ditanamkan bukan hanya diberikan setelah lulus kuliah, melainkan ditanamkan sejak dini agar terbentuk potensi-potensi baru dalam mengembangkan ekonomi bagi pembangunan nasional. Â Kondisi ini memotivasi tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Bisnis dan Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat atau Abdimas melalui tema "Cara Memulai Bisnis Bagi Kawula Muda di Gereja Jemaat Kristus Indonesia Andir Bandung".
Potensi pengembangan dan pembinaan jiwa kewirausahaan pada generasi muda atau youthprenership pada saat ini dianggap belum optimal hingga saat ini. Kurangnya pendidikan mengenai kewirausahaan di masa sekolah menyebabkan banyak potensi dan ide-ide kreatif tidak tergali dengan baik. Ide-ide kreatif dapat muncul seiring dengan pengalaman yang langsung dialami oleh mereka yang menjalani bisnis atau kewirausahaan. Sedangkan generasi muda yang masih dalam tahap sekolah, fokus terhadap proses pembelajaran dan tidak memprioritaskan pengalaman langsung berwirausaha. Generasi muda perlu dioptimalkan kemampuannya dalam berwirausaha dengan cara memberikan pembekalan mengenai ilmu kewirausahaan sejak dini. Hal ini diperlukan agar mereka dapat menjadi siap terjun ke masyarakat baik itu bekerja maupun menjadi wirausaha. Generasi muda perlu diberikan motivasi agar mereka dapat menciptakan lapangan -- lapangan kerja baru dan tidak bergantung kepada posisi lowongan kerja saja.
Universitas Kristen Maranatha ikut berkontribusi memberikan pembekalan mengenai kewirausahaan kepada generasi muda melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, khususnya kawula muda di Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI) - Andir Bandung pada tanggal 27 April 2024 dan 4 Mei 2024. Acara ini dibuka oleh Gembala Sidang GJKI Andir, Bapak Pendeta Juswandi Jo, S.Th. serta dihadiri oleh kawula muda jemaat GJKI Andir Bandung dan juga peserta kawula muda dari, GJKI Bandung Raya, GJKI Patmos, GJKI Immanuel, dan GJKI Penuaian.
Pada hari pertama, Bapak Boedi Hartadi Kuslina, Ph.D. menyampaikan materi tentang Kewirausahaan dan Kehidupan. Sesi dibuka dengan pertanyaan: Â "Apakah Anda ingin menjadi seorang wirausaha?" Keuntungan dan kerugian wirausaha dijelaskan selanjutnya dilengkapi dengan pemahaman kapan harus berwirausaha. Pembicara juga menjelaskan perbedaan antara entrepreneurship dan intrapreneurship. Berbagai karakteristik diri serta kemampuan tertentu digambarkan sebagai kebutuhan dalam memulai bisnis. Terakhir, pembicara menekankan hal-hal penting yang harus dilakukan seperti jejaring, mencermati serta mencari peluang, mengasah keterampilan dan pengetahuan, serta mulai merencanakan calon bisnis yang akan dilakukan.
Pada hari kedua, Ibu Nur, S.E., M.T. menyampaikan materi mengenai 'Berwirausaha bagi Kawula Muda'. Di awal sesi, beliau mengajukan pertanyaan mengenai memulai usaha itu mudah atau susah. Ibu Nur mengemukakan fakta bahwa mayoritas (80%) Gen Z percaya mereka memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berwirausaha dibandingkan generasi orang tuanya, dan menyakini generasi mereka disiapkan menjadi generasi paling berwirausaha dalam sejarah. Sekarang ini, memulai usaha semakin dimudahkan dengan adanya teknologi internet. Peserta mendapatkan motivasi dengan berbagai contoh untuk memulai usaha dari muda sesuai dengan hobi atau minatnya masing-masing. Hal-hal penting yang mendukung proses berwirausaha menjadi berarti adalah  fokus dan komitmen, kemampuan untuk pantang menyerah, selalu belajar di manapun dan kapanpun. Faktor tersebut menjadi penekanan yang menguatkan peserta yang terdiri dari anak muda sebagai penutup sesi.
Harapannya, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, generasi muda termotivasi untuk menggali potensi dan ide-ide kreatif dalam berwirausaha sejak dini. Pada akhir acara, para peserta memberikan evaluasi agar dapat diadakan workshop lanjutan sebagai contoh pengaplikasian teori secara praktis dimana para peserta dapat lebih memahami bagaimana cara memulai bisnis dengan keyakinan positif. (ed.abe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H