Mohon tunggu...
masario
masario Mohon Tunggu... Lainnya - Pengembang Teknologi Pembelajaran BBGP Jawa Tengah

hobi nya baca, tulis tulis puisi, merangkum hasil belajar. seperti yang ditulis disini juga hasil belajar, jadi mohon maaf jika penulisannya sepotong sepotong

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kompetensi PTP

19 September 2023   09:17 Diperbarui: 19 September 2023   09:19 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belajar membuat VR, dokpri

Di lingkungan kemdikbudristek, saat ini telah berkembang sebuah jabatan fungsional terkait dengan pengembangan teknologi pembelajaran, yaitu Pengembang Teknologi Pembelajaran atau biasa disingkat dengan sebutan PTP. Sebenarnya JF PTP ini sudah ada dikementerian sejak tahun 2009, akan tetapi baru booming ditahun 2020 an. Dan diluar Indonesia, JF PTP merupakan JF "kuno". Di sononya dinamai sebagai Instructional designer.Tugas utama seorang PTP adalah melakukan pengembangan atau inovasi terkait dengan teknologi-teknologi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berlaku. Adapun lingkup pengembangan meliputi kegiatan pengembangan model pembelajaran atau media pembelajaran dengan menggunakan platform atau teknologi terkini. Misalnya memanfaatkan platform merdeka mengajar untuk meningkatkan kompetensi guru, menggunakan akun belajar untuk melakukan pembelajaran hybrid atau dapat juga membuat media pembelajaran yang dapat digunakan dengan menggunakan sebuah model pembelajaran tertentu.

Sebenarnya luas banget lingkup pekerjaan seorang PTP. Supaya seorang PTP dapat menjadi ahli dalam pengembangan keteknologian pembelajaran sebaiknya mengambil spesialisasi tertentu, misal ahli pengembang model pembelajaran, ahli pengembang media pembelajaran maupun ahli pengembang aplikasi pembelajaran.

Biasanya seseorang saat akan memasuki dunia ke PTP an sudah memiliki salah satu dari ranah keahlian tersebut. Akan tetapi terkait dengan kebermanfaatan hasil pengembangannya, seorang PTP harus menguasai kurikulum yang berlaku. Nah disinilah seorang PTP harus berjuang. Mengapa?

Saat ini, kementerian memberikan pelatihan terkait penguasaan kurikulum yang berlaku diberikan kepada para instruktur. Instruktur tersebut meliputi guru, pengawas, widya prada, widyaiswara maupun dosen. Mereka adalah pejabat pejabat yang secara keahlian "diakui" sebagai transfomer ilmu yang mumpuni. Tugas utama instruktur adalah untuk mentransfer pengetahuan kepada seluruh guru, sehingga kurikulum terbaru dapat segera diimplementasikan.

Sementara itu seorang PTP, tugas menstransfer pengetahuan bukan tugas pokok. Sehingga dalam program pelatihan terkait implementasi kurikulum terbaru "agak" terkesampingkan. Akan tetapi kurikulum terbaru itu tentu saja memerlukan model-model pembelajaran yang sesuai dan tentu saja media pembelajaran pendukung sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman. Nah, apa langkah seorang PTP supaya dapat mengejar ketertinggalannya tersebut?

Jawabannya tentu saja belajar mandiri atau otodidak. Bagaimana bisa? Yah tentu saja, seorang PTP harus "Positif Thinking". Kegiatan pengembangan, memiliki dasar keilmuan sebagai seorang peneliti RND. Seorang peneliti, maka kegiatan pokoknya tentu saja belajar. Seorang PTP harus memiliki literasi yang tinggi, hasilnya belajarnya dijadikanlah sumber referensi untuk melakukan pengembangan. Tentu saja ketika melakukan kegiatan pengembangan seorang PTP sebaiknya menggunakan pola RND tertentu, sehingga mudah bagi PTP tersebut dalam mengukur keberhasilan atau mengukur targetnya menjadi mudah. Hasil akhir dari kegiatan pengembangan yang utama sebenarnya "ability" dirinya sebagai seorang PTP. Tentu saja selain produk hasil pengembangan yang dilakukannya.

Dalam proses belajar, kalo mengikuti trend saat ini seorang PTP harus mampu menunjukkan produk belajar. Bukan sebatas belajar kognitif, melainkan juga mencakup pada peningkatan kompetensi maupun ability. Jadi segala maca teori yang diminatinya silakan diwujudkan menjadi suatu produk tertentu sesuai dengan keahlian dan peminatannya. Sehingga gelar "ahli" dalam pengembangan teknologi pembelajaran itu nyata. Bukan sekadar teori.

Seorang ahli pengembang model pembelajaran misalnya, tentu harus dapat melihat kesulitan guru dalam mengembangkan suatu strategi tertentu! Pada akhirnya seorang PTP dapat membuat solusi strategi melalui inovasi model pembelajaran yang sesuai dengan guru tersebut. Seorang Pengembang model pembelajaran juga harus mampu memilih teknik analisis tertentu, misalnya teknik analisis deskriptif, inferensi, etnografi maupun kasuistik tertentu. Keahlian memilih teknik analisis akan dapat memberikan rekomendasi rancangan pembelajaran yang akurat.

Kalo mengikuti pola "diferensiasi", maka pola kerja seorang PTP sudah sangat sesuai dengan pendekatan ini. Dari mana dapat diperoleh statemen ini?

Yang pertama diferensiasi konten. Seorang PTP memiliki dasar keahlian yang berbeda dan minat berbeda. Hal ini tentu akan memerlukan pengembangan konten yang berbeda untuk tiap PTP.

Kedua, diferensiasi Proses. Proses belajar seorang PTP mengikuti disiplin pengembangan "RND" yang dipilihnya. Hal ini tentu akan memberikan proses belajar beragam pula untuk tiap PTP. Ada yang belajar dengan menggunakan pola ADDIE, D4, ADI dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun