Yuliana Agata,34
“Masuklah Nak, hari sudah mulai gelap dan malam sudah semakin larut.” Pinta ibu Orang Utan mengingatkan anaknya, menyuruhnya masuk ke dalam rumah karena hari sudah mulai gelap dan malam sudah semakin larut.
“Sebentar Bu, aku masih ingin bermain di luar. Di luar aku merasa bahagia karena banyak sekali lampu-lampu kecil berterbangan di udara” Jawab Dhia, sambil menatap cahaya yang kerlap kerlip di udara, ia terlihat takjub dengan pemandangan indah dari cahaya yang beterbangan itu.
Mendengar jawaban itu ibu Orang Utan heran, ia ingin tahu apa maksud lampu-lampu kecil yang dikatakan anaknya.
“Lampu, lampu apaan sih, Nak? Ucap ibu penasaran, ia berkata sambil menghampiri anaknya yang tak mau masuk ke dalam rumah.
“Tuh Bu, itu. Cantik kan?. Lampu-lampu kecil yang berterbangan di udara itu.” Dhia girang, ketika ia tahu ibunya datang menemaninya. Dhia segera menunjukkan lampu-lampu yang ia maksud.
“0h...itu, kirain Ibu apaan.”
“ Itu kan Kunang-kunang, Nak. Satwa kecil yang bisa mengeluarkan cahaya diwaktu malam” Jawab ibu orang Utan sambil tersenyum, mendengar anaknya menyebut Kunang-kunang lampu kecil.
“Emang Kunang-kunang itu hidupnya hanya di malam hari ya, Bu?. Ko siang hari aku tidak pernah melihat lampu itu.” Tanya Dhia penasaran.
“Tentu tidak Nak. Tapi, memang hanya Kunang-kunang jantan yang bisa terbang dan mengeluarkan cahaya terus menerus.”
“Terus, Kunang-kunanga betinanya di mana, Bu?” Tanya Dhia