Hiasan pohon natal di pintu masuk salah satu sekolah unggulan di Rotterdam
Bulan desember adalah awal bulan musim dingin yang semestinya, kalau kita mengikuti jadwal musim yang masih berlaku di jadwal penggantian musim. Musim dingin yang sesungguhnya, di mulai di bulan desember. Tapi berhubung kini musim dan waktu tak pernah lagi seirama dengan jadwal yang di buat manusia, sepertinya akhir-akhir in bulan desember sudah memasuki cuaca yang terkadang teramat dingin.
Mengingat cuaca  bulan desember sudah terasa seperti musim dingin yang sudah berjalan lama, dan hari Natal di rayakan pada tanggal 25 desember, di susul oleh perayaan Tahun baru di akhir bulan desember, cuaca saat itupun sudah terasa semakin mengigit karena dinginnya. Jadi, rasa jenuh dan bosan karena cuaca yang seperti di dalam lemari es itu, sudah lengkap rasanya untuk para warga yang merasa tersiksa dan tidak menyukai cuaca teramat dingin ini.
Kenapa hari raya Natal dan Tahun Baru di Belanda, di anggap sepertinya pengobat defresi, suntuk dan bosan?. Karena cuaca musim dingin yang selalu lebih panjang malam hari atau gelapnya di banding cahaya siang hari itu, malah di siang hari yang sangat pendek itu, Â tak jarang di tutupi awan gelap, dan tak heran hari yang pendek itu hanya seperti suasana di pagi buta saja sepanjang hari.
Dengan kehadiran perayaan hari Natal dan Tahun Baru di hampir akhir bulan desember, sudah menjadi tradisi turun temurun dari ratusan tahun yang lalu di rayakan oleh penduduk Belanda. Tentu saja warga kebanyakan di belanda akan menyambutnya dengan rasa gembira, suka cita dan penuh persiapan jauh-jauh hari, layaknya kita merayakan hari raya lebaran dan Tahun Baru di tanah air.
Meskipun warga Belanda di perkotaan kebanyakan sudah tak lagi memperdulikan tradisi beribadah karena tak jelas agamanya, selain warga perkotaan banyak yang beraliran Atheis, juga yang masih mengaku beragamapun kadang jarang melakukan ritual keagaan. Tapi selebihnya perayaan hari natal oleh masyarakat Belanda kebanyakan, di anggap selain acara ritual ibadah, juga sebuah keharusan dari tradisi leluhurnya, dan samar dari lagi ritual ibadah yang semestinya.
Untuk sebagian warga Belanda, terutama yang tinggal di pedesaan, masih banyak yang tetap memegang teguh kehidupan beragama, dan tetap melakukan ibadah yang berhubungan dengan agama kristen ini. Tapi bagi masyarakat di perkotaan, lebih ke merayakan dan suatu tradisi perayaan yang membahagiakan. Seperti tradisi kumpul dan makan malam istimewa bersama keluaga masing-masing. Segala pernak-pernik dan sajian makanan yang istimewa, ciri khas malam Natal di Belanda, yang sudah turun-temurun itu, menjadi suatu yang dia anggap wajib dan membahagiakan untuk di rayakan oleh keluarga besar mereka..