Mohon tunggu...
Lover 3sno
Lover 3sno Mohon Tunggu... -

aku adalah orang indonesia.......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar Membina Keluarga Harmonis

27 September 2013   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini, makin banyak anak lelaki yang terlahir dengan raut wajah yang cukup tampan, putih dan berbadan selayaknya lelaki ideal. Bahkan tak jarang yang lahir dengan wajah yang ke-bule-bulean. cakep , putih, dan berhidung mancung. Jika boleh dinilai mungkin secara fisik mereka dapat nilai rata-rata diatas angka 8.

Begitu juga sebaliknya dengan anak gadis. Rata-rata sudah memiliki nilai diatas angka 8 secara fisik. Cantik, Putih, bertubuh ideal, intinya mendekati sempurna sebagai seorang wanita.

Beruntunglah bagi mereka yang mendapatkan pasangan yang seperti disebutkan diatas. Secara visual, mereka akan terlihat lebih bahagia daripada teman atau kerabat mereka yang tak mendapatkan pasangan seperti dirinya. Bahkan ada yang sampai menggunakan segala cara untuk memperoleh pasangan hidup yang sempurna dilihat secara visual saja.  Apalagi seseorang yang cantik atau tampan dibekali kekuatan materi yang tak terhingga, akan menjadi sasaran empuk seorang penembak jitu,,,hehehehe. Namun pertanyaannya, sudah cukupkah kita membina keluarga hanya dengan modal tampan atau cantik? Cukupkah kita membina keluarga dengan dasar materi saja? Jawabannya tentu saja tidak!

Sudah banyak contohnya keluarga yang bercerai padahal mereka tak pernah kekurangan ekonomi. Sudah banyak faktanya keluarga yang bertengkar karena salah satunya berbuat selingkuh padahal keudanya juga sudah cukup sempurna secara fisik. Bahkan kadang selingkuhan mereka adalah seseorang yang lebih jelek dari pasangan mereka sendiri. Apa yang salah???

Mungkin kesalahan ada pada diri manusia itu sendiri. Kadang ada yang memang tidak siap untuk membina hubungan rumah tangga. Kadang ada yang memang tak mencintai pasangan masing-masing, dan menikah dikarenakan si A kaya atau si B ganteng/cantik. Bahkan ada yang menikah karena keluarganya mempunyai hutang budi kepada keluarga pasangannya. Ada yang lebih sadis lagi menikah hanya karena sebuah paksaan. Ada juga yang dikarenakan ketiadaannya rasa percaya kepada pasangannya. Padahal saling percaya satu sama lain adalah salah satu penyebab keluarga bisa terbina dengan harmonis. berikut adalah beberapa bagian kecil yang membuat rumah tangga bisa berjalan harmonis, yakni :


  • Setia, karena dalam pernikahan itu sudah ada kata sepakat untuk hidup semati apapun keadaanya.
  • Percaya, kadang rasa cemburu yang berlebihan akan dapat menimbulkan rasa curiga dan akhirnya akan hilang kepercayaan kepada pasangannya. Padahal menikah bukan berarti harus bersama selama 24 jam penuh.
  • Harus bisa menerima kekurangan pasangan kita. Mungkin waktu pacaran hanya yang baik-baiklah yang akan diperlihatkan oleh pasangan kita, tapi setelah menikah mulai terlihat kekurangannya. Jangan pandang kekurangannya tapi pandang kelebihannya. Jika mampu, buatlah kekurangan itu sebagai wacana untuk semakin mencintai pasangannya.
  • Selalu ada waktu romantis bagi pasangaan kita. Mungkin suami sibuk bekerja seharian, istri sibuk mengurus anak, rumah, arisan, tapi tetap sediakan waktu pribadi berdua hanya suami dan istri.
  • Sebagai seorang suami harus menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidup anak-istrinya meskipun istrinya bekerja, bukan berarti ia lepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang suami.
  • Sebagai seroang istri, jangan terlalu menuntut berlebihan. Lihat seberapa besar kemampuan suaminya. Andaikan istri bekerja dan hasilnya lebih besar dari hasil istrinya, jangn pernah menganggap remeh suaminya, karena bagaimanapun juga kodratnya istri ada di bawah lindungan suami.


Itu beberapa hal kecil yang mungkin mampu untuk membuat hubungan keluarga menjadi lebih harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun