Mohon tunggu...
LoVembers
LoVembers Mohon Tunggu... Penulis - I'm a delusional artbitch who is trapped on poem, music, film, and photography.

*setiap kata yang kutulis adalah jiwa, jiwaku yang terlalu gila untuk menjadi hal lain selain sebuah tulisan*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Bahagia

24 Februari 2019   06:31 Diperbarui: 24 Februari 2019   06:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pictamee.com

Sepagi ini aku bangun lalu menyapamu yang duduk manis dalam ruang rindu

Tunggu aku sayang, pasti aku datang. Meski Tuhan selalu saja mempunyai alasan untuk menundanya dengan waktu, kita akan menjadi kita kembali. Mungkin abadi, atau malah untuk semalam yang api. Membakar kita dengan seksama serta gemuruh cinta yang bersahutan lantas kembali sepi. Ah ..

Apapun itu, kamu selamanya indah seperti pagi yang aku tunggu bersama cangkir kopi yang diselipkan Tuhan kebahagian.

Tasikmalaya 24022019 (06:33)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun