[caption caption="gambar yang disebar polisi dan dicurigai akan melakukan aksi teror...foto: bild.de"][/caption]Jerman belakangan ini sedang disibukkan oleh membanjirnya para pengungsi serta aksi kriminal maupun pelecehan seksual yang dilakukan sebagian dari mereka, dan mengantisipasi aksi teror yang diperkirakan setiap saat bisa terjadi di negara tersebut. Menjelang akan diadakannya perayaan karnaval Fasching dimana akan berkumpul banyak orang, keamanan pun diperketat. Antisipasi akan bahaya serangan teror terus dilakukan dan senin kemarin polisi kota Koln melakukan pencarian pada seseorang yang dicurigai akan melakukan tindak terorisme.
Bermula dari laporan pegawai pada sebuah toko bangunan yang menginformasikan adanya seseorang yang membeli bahan kimia dalam jumlah banyak. Ammoniumnitrat jenis yang terbentuk dari amoniak dan asam nitrat yang biasa dipakai sebagai bahan pembuatan pupuk ini, namun juga bisa digunakan untuk campuran bahan peledak.
Pihak kepolisian serius menanggapi laporan ini dan mulai melakukan pencarian. Gambar orang yang dicurigai dan didapat dari CCTV pun disebar ke masyarakat untuk mendapatkan informasi keberadaannya. Bagi orang yang dimaksud dalam pencarian tersebut juga dipersilahkan mendatangi kantor polisi guna melakukan klarifikasi.
Selasa kemarin akhirnya spekulasi akan kasus inipun terjawab setelah orang yang dicari muncul di kantor polisi. Sempat beberapa jam diperiksa namun tidak ditemukan adanya indikasi bahan kimia tersebut akan digunakan untuk membuat campuran bahan peledak. Orang itupun akhirnya dilepaskan.
Melihat kasus tersebut, betapa seriusnya polisi Jerman dalam melakukan pencegahan aksi terorisme. Satu hal lagi yang tidak kalah penting pula dengan adanya partisipasi masyarakat bila mencurigai sesuatu lalu aktif menginformasikan pada pihak berwenang. Peristiwa serupa juga pernah terjadi tahun lalu, tetapi dengan hasilnya berbeda.
Pada bulan Mei 2015, berkat laporan karyawati sebuah toko bangunan atas kecurigaannya pada seseorang yang membeli 3 liter bahan kimia yang bisa digunakan untuk perakitan bom, polisi berhasil menangkap terduga teror. Dalam penggrebekan di rumah Halil D ditemukan 239 paku, 22 logam berbentuk kelereng kecil dan beberapa pipa. Selain itu juga 2 pistol beserta amunisinya dan barang berbahaya lain yang diduga dipersiapkan untuk melakukan tindakan subversif. Walaupun Halil D adalah seorang pengangguran, namun polisi juga menemukan uang 24,000 € yang sampai saat ini masih menjadi teka-teki darimana asalnya. Persidangan atas warga Jerman keturunan Turki ini sampai sekarang masih berlangsung. Laki-laki yang sudah tercatat oleh kepolisian karena sering melakukan tindak kekerasan ini, ditengarai ada hubungannya dengan kelompok teroris.
Belajar dari kasus tersebut, kepedulian anggota masyarakat dalam ikut berpartisipasi memerangi tindakan teror sangat penting. Melaporkan begitu melihat adanya kecurigaan. Negara Jerman walaupun dikenal masalah hubungan sosial antar warganya tidak begitu akrab seperti di Indonesia, namun kepedulian akan hal-hal yang bisa merugikan atau bahkan mencelakakan banyak orang, masih tinggi.
Kasus ini mungkin bisa menginspirasi masyarakat tanah air dalam ikut menanggulangi bahaya aksi terorisme. Hubungan sosial antar masyarakat di Indonesia yang lebih akrab antar tetangga maupun teman, lebih memiliki peluang melakukan kontrol pada wilayahnya masing-masing. Selain itu adanya perangkat kampung seperti ketua RT, RW dan seterusnya yang tidak dimiliki di Jerman.
Keaktifan warga apabila melihat orang-orang atau pendatang yang mencurigakan hendaknya segera melaporkan pada yang berwajib, hal ini akan sangat membantu mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Polisi, BIN maupun aparat terkait walaupun sudah berusaha keras, namun tanpa bantuan partisipasi masyarakat, juga tidak akan maksimal mencegah tindak terorisme. Hanya dengan kekuatan bersama teror bisa dikalahkan.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H