Menjelang pilpres semakin dekat, dua kubu pendukung calon masing-masing berusaha menarik simpati masyarakat dengan berbagai cara. Salah satunya adalah video pernyataan alm. Gus Dur yang diunduh lewat video youtube. Video tsb diambil sekitar tahun 2009 dalam wawancara beliau di sebuah stasiun televisi. Dalam video digambarkan mantan presiden ketiga tsb dinyatakan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto yg waktu itu berpasangan dengan Megawati sebagai kandidat cawapres. Tentu saja maksud penayangan ulang ini agar bisa mendulang suara dari rakyat pecinta alm. Gus Dur terutama di kalangan ormas Nahdlatul Ulama.
Waktu itu tahun 2009 ada 3 kandidat pasangan yg maju dalam pemilihan presiden, SBY- Boediono, Jusuf Kalla- Wiranto dan Megawati-Prabowo. Jika benar bahwa alm. Gus Dur memberikan dukungan kepada Prabowo, ada beberapa kemungkinan yg mendasari.
1. Dukungan yg diberikan secara tidak langsung kepada Megawati, mengingat kedekatan hubungan beliau walau pada masa akhir jabatannya sempat terjadi sedikit konflik. Posisi Prabowo dalam hal ini pun hanyalah sebagai cawapres, dalam artian tidak menjadi pemimpin secara langsung seperti yg Gus Dur sebutkan.
2. Melihat diantara sosok pasangan lainnya. Di mata alm.Gus Dur dari 3 pasangan tsb kemungkinan kriteria pemimpin yg diharapkan ada pada pasangan Megawati-Prabowo.
Jika kita bandingkan dengan pilpres tahun ini, ada pertanyaan menarik soal dukungan alm.Gus Dur kepada Prabowo waktu itu. Akankah beliau masih akan mendukung Prabowo jika yg menjadi saingannya sekarang adalah Jokowi ?
Prabowo kali ini maju menjadi capres berpasangan dengan Hatta Rajasa yg diasumsikan berasal dari ormas Muhammadiyah dan mewakili Partai Amanat Nasional binaan Amin Rais. Hubungan antara Gus Dur dan Amin Rais hingga meninggalnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak akur. Budayawan dan pengusaha Jaya Suprana hingga mengibaratkan hubungan kedua tokoh tersebut persis Tom and Jerry.
Tahun ini yg menjadi pesaing adalah pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Nama Jokowi mungkin dulu belum begitu dikenal oleh alm.Gus Dur. Namun saat ini melihat dari penilaian Ibu Shinta Nuriyah, istri beliau yg mengibaratkan kepemimpinan Jokowi mirip dengan suaminya, kemungkinan besar dukungan akan diberikan ke Jokowi. Logika sederhana saja, jika seseorang diibaratkan mewarisi karakter dan gaya kepemimpinan dirinya, pastinya juga akan didukung.
Selain menjunjung toleransi seperti Gus Dur, Jokowi juga dinilai merakyat dan suka turun turun ke lapangan. Filosofi kepemimpinan Jokowi yang mirip Gus Dur, menurut Yenny Wahid, di antaranya keberanian memangkas birokrasi untuk kepentingan masyarakat dan menjalin komunikasi informal kepada rakyat.
Ibu Shinta tidak hanya sekedar memberikan penilaian saja tentang sosok Jokowi, namun juga dibarengi dengan menghadiahi kopiah almarhum yg bisa diartikan sebagai simbol estafet kepemimpinan Gus Dur. Jusuf Kalla sebagai cawapres yg dipasangkan dengan Jokowi, juga tercatat salah satu kader Nahdlatul Ulama, ini juga menjadi pertimbangan sendiri karena mewakili ormas terbesar islam yg didirikan oleh mendiang kakek buyutnya, KH. Hasyim Asyari.
Jika perkembangan situasi dan kondisi perpolitikan saat ini dan melihat pasangan capres/cawapres yg bertarung memperebutkan kursi Indonesia 1 dan 2 ini, masihkah alm. Gus Dur akan memberikan dukungannya kepada Prabowo ? Silahkan berikan penilaian Anda pada kolom komentar di bawah. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H