Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KMP Bermain "Cantik" Tapi Jokowi Lebih Cantik

15 Januari 2015   02:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:07 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jagat perpolitikan yang kemarin sedikit adem, bakal diramaikan lagi dengan adanya kasus Budi Gunawan, sebagai calon Kapolri yang statusnya kini ditetapkan tersangka oleh KPK. Meskipun kegaduhan inipun juga hanya bersifat sementara saja dan tidak akan berlangsung lama. Langkah-langkah yang diambil Jokowi akan membungkam suara orang-orang yang mengatakan presiden telah melakukan kecerobohan.

Pencalonan Budi Gunawan sejak semula sudah menimbulkan pro kontra ketika disangkutkan dengan kasus rekening gendut pada dirinya. Hal ini juga dibahas ramai di Kompasiana. Penulis sendiri lebih memilih diam karena punya keyakinan Jokowi tidak bakal melantiknya karena melihat track rekord yang bersangkutan. Hanya karena adanya faktor kekuatan yang tidak bisa ditolak mengharuskan beliau terpaksa mengajukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Ternyata dugaan penulis benar adanya, sebelum diadakan fit dan proper test oleh DPR, status tersangka pun oleh KPK disematkan pada Budi Gunawan. Satu langkah telah dimenangkan oleh Jokowi yang tentunya atas bantuan KPK. Hingga tak segan ibu negara pun mengucap terimakasih pada KPK yang ditulis dilaman facebooknya. Pengungkapan perasaan terlepas dari adanya tekanan yang melanda suaminya atas pencalonan Kapolri tersebut.

Namun masalah tidak berhenti cukup dengan status tersangka yang disandang oleh Budi Gunawan tersebut. DPR yang seharusnya memandang statusnya sebagai  tersangka dan tidak layak lagi dilakukan tes, nekad melakukan fit dan proper test tetap digelar. Penonton pun tidak akan kaget dengan hasilnya, sudah bisa ditebak DPR yang mayoritas dikuasai oleh KMP meloloskan Budi Gunawan sebagai orang yang layak menjabat Kapolri. Ini hal yang tidak mengherankan. Kejadian ketika KPK mengingatkan akan dipilihnya Setya Novanto yang sering wira wiri dipanggil instansi yang dipimpin oleh Abraham Samad tersebut untuk mempertimbangkan lagi melantik sebgai ketua DPR, tidak juga didengarkan.

Bola panas kasus Budi Gunawan dilempar DPR dan dikembalikan pada Jokowi. Rekomendasi yang bagi awam saja sudah tidak masuk akal karena seorang yang berstatus tersangka bisa lolos dari fit dan proper test. Rupanya DPR menutup mata dan tidak mau melihat perjalanan kasus yang ditangani KPK bila seseorang sudah dijadikan tersangka, 99% bakal ditetapkan bersalah dan bakal kena pidana.

Bagi pendukungnya, apa yang dilakukan oleh KMP dianggap sebagai permainan cantik. Namun bagi penulis kata cantik tersebut lebih pas bila menggunakan tanda kutip seperti tertulis pada judul artikel ini. Karena itu bukan permainan cantik tapi sebagai kecerobohan dalam berpolitik. Sebagian rakyat yang sejak semula sudah antipati melihat kericuhan di gedung bundar tersebut hingga sempat makan gaji buta beberapa bulan, semakin merasa muak dengan kelakuan anggota DPR. Seorang berstatus tersangka bisa diloloskan menjalani fit dan proper test.

Untuk sebutan bermain cantik akan lebih tepat jika disematkan pada Jokowi. Antisipasi sebelum keluarnya hasil fit dan proper test yang sudah diperkirakan hasilnya, langkah-langkah cantik telah dipersiapkan. Meskipun DPR menyetujui Budi Gunawan untuk menjabat Kapolri namun Jokowi tidak akan begitu saja lantas melantiknya. Masih akan menunggu kejelasan status hukumnya. Waktu diberikan pada KPK untuk mendalami kasus rekening gendut yang menjerat Budi Gunawan. Bukan hanya itu saja, tugas peran aktif Mabes Polri menangani masalah ini juga dituntutnya. Apabila Mabes Polri berani mengambil keputusan menonaktifkan Budi Gunawan, otomatis pencalonannya akan gugur. Ini dikarenakan syarat pencalonan Kapolri harus perwira yang masih aktif. Jadi untuk sementara ini, Jenderal Sutarman sebagai Kapolri yang dianggap loyal pada Jokowi akan dengan tenang bisa menghabiskan masa jabatannya hingga oktober nanti. Hal yang juga tidak menutup kemungkinan malah bisa diperpanjang masa jabatannya.

Jadi jika ada yang mengatakan KMP dalam kasus ini bermain cantik, ini mungkin kita yang salah dengar saja. Mencoreng muka sendiri dengan meloloskan seorang tersangka bisa lulus dalam fit dan proper test, kok malah dibilang cantik. Dalam hati Jokowi pun akan bilang :" Ini lho rakyatku, lihatlah kelakuan orang-orang di parlemen". Langkah-langkah Jokowi itulah yang lebih pas dikatakan cantik. Menolak titipan orang tanpa menyakiti orang yang menitipkannya. Walau harus melalui jalan berliku dan rela dirinya dianggap tidak populer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun