Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kehidupan di Balik Tembok Penjara Terbesar di Bayern, Jerman

29 Februari 2016   12:30 Diperbarui: 29 Februari 2016   13:07 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="jva Stadelheim...welt.de"][/caption]Berada di pusat Kota München, para penjahat seks, pembunuh, koruptor, perampok dan berbagai kejahatan lainnya dikumpulkan dalam bangunan kokoh tembok setinggi 6 meter. JVA Stadelheim, adalah penjara terbesar di negara bagian Bayern, Jerman dan dibangun sudah sejak 1894. Tidak terkecuali para selebriti yang divonis melakukan kejahatan juga pernah merasakan sebagai pesakitan di sini, termasuk diktator kondang, Adolf Hitler, pada 1922 sempat mengenyamnya selama 2 bulan.

Adanya mitos kehidupan serba menyeramkan di dalam penjara yang selama ini dibayangkan orang, rupanya tidak selalu benar. Setidaknya seperti yang terjadi di JVA Stadelheim, penjara dengan luas 14 hektar dan memiliki kapasitas yang bisa menampung hingga 2.000 tahanan ini. Selain soal kebebasan yang memang dibatasi, kehidupan normal layaknya masyarakat umum yang berada di luar penjara, terjadi di sini. Aktivitas kegiatan sehari-hari tidak jauh berbeda yang diisi dengan bekerja maupun menempuh suatu pendidikan keterampilan tertentu dan kegiatan lain.

[caption caption="sel seorang napi yang dilengkapi televisi...tz.de"]

[/caption]Sudah menjadi semacam standar aturan di setiap penjara bahwa para tahanan tidak diperbolehkan membekali diri dengan alat komunikasi semacam handy, tablet, komputer dsb. Tidak terkecuali di sini. Namun, barang elektronik lain seperti radio bahkan televisi bisa dimiliki di sel penjara. Sel seluas 8 meter kuadrat ini juga dilengkapi dengan toilet tersendiri.

Selain bila memiliki waktu luang untuk berolahraga semacam bermain sepak bola atau melakukan kegiatan lain, para napi dituntut juga untuk bekerja maupun menempuh suatu pelatihan keterampilan tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri, juga sebagai bekal mereka agar kelak bila keluar penjara bisa mengubah jalan hidupnya. Napi yang dianggap berhasil dan lulus juga akan mendapatkan sertifikat dari penjara sesuai keahlian yang diperoleh.

[caption caption="bekerja di penjara...tz.de"]

[/caption]Berbagai macam jenis pekerjaan ditawarkan di dalam penjara. Seperti bekerja di pembuatan roti, percetakan, perlistrikan, pembibitan pertamanan, melukis, tukang kunci, pertukangan, sepatu, pembuatan jok kursi, laundry, dapur, perbengkelan dsb. Tidak terkecuali keterampilan menjahit bagi perempuan.

Pekerjaan yang dihasilkan mereka selain untuk mencukupi kebutuhan penjara, juga menerima pemesanan maupun pelayanan dari orang luar. Misalnya Anda ingin mereparasi mobil dengan harga murah, bisa dibawa ke sini tapi sekitar 3 minggu sebelumnya harus membuat perjanjian. Begitu pula berbagai bibit tanaman maupun sayuran dan hasil karya lain dari mereka bisa dibeli di sini.

Dari pekerjaan ini mereka pun mendapatkan gaji walau tidak seperti pada umumnya jika bekerja di luar, bisa dikatakan minim sekali karena makan-minum dan nginap juga gratis ini... hehehehe. Bila normal bekerja menggunakan standart UMR sebesar 8,5€/jam, para napi ini rata-rata dihitung berdasarkan golongan pekerjaannya dibayar 1,52€/jam saja.

[caption caption="ditempat ini para tahanan bisa bekerja dan mendapatkan uang...abendzeitung-muenchen.de"]

[/caption]Maksimal para napi diperbolehkan bekerja selama 40 jam per minggunya. Dari gaji yang didapat, hanya 3/7 yang bisa untuk dibelanjakan guna mencukupi kebutuhannya selama di penjara. Misalnya membeli barang kebutuhan toilet ataupun makanan yang tidak disediakan secara gratis oleh penjara dan bisa diperoleh di kantin. Sisa 4/7 gaji yang diterima harus ditabung dalam rekening bank guna mengantisipasi jika suatu saat keluar dari penjara dan mengalami masalah keuangan, bisa digunakan mencukupi kebutuhan seharinya.

Pelatihan semacam tukang kayu, pelukis, tukang kunci, tukang batu, tukang listrik, montir mobil, kursus katering dan penawaran kualifikasi profesional lainnya juga menjadi pilihan bagi yang tidak memiliki keahlian tertentu. Dengan kesibukan yang dimiliki, para napi pun bisa mengisi waktu luangnya sebagai sarana melupakan kehidupan di penjara yang mungkin membosankan karena keterbatasan kebebasan yang dimiliki.

[caption caption="ruang bagi pasien utk napi...abendzeitung-muenchen.de"]

[/caption]Selain penjagaan yang begitu ketat, pelayanan kesehatan pun memadai. Napi yang sakit dan butuh perawatan yang sekiranya bisa ditangani di dalam penjara, disediakan ruang khusus bagi mereka.

Di balik cerita "manis" di dalam penjara, tentunya juga menyisakan hal negatif yang terjadi. Pelanggaran-pelanggaran seperti layaknya penjara lain juga ada di sini. Kasus paling sering adalah penyelundupan handy maupun narkoba. Seperti misalnya kasus yang disidangkan tahun lalu terhadap seorang psikolog perempuan yang sudah bekerja bertahun-tahun memberikan terapi kepada tahanan, terlibat skandal percintaan dengan salah satu pasiennya. Selain membantu penyelundupan handy dan narkoba juga didakwa telah melakukan hubungan seks di kantornya. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun