Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa Kabar KMP?

20 Maret 2015   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:22 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang sudah diprediksikan banyak orang, koalisi KMP yang digalang oleh beberapa partai dan memposisikan diri sebagai oposisi di pemerintahan tidak akan bertahan lama. Hal jamak terjadi pada partai politik yang bersifat pragmatis, mementingkan kelompok sendiri dan bertujuan mencapai kekuasan. Jika kue kekuasaan sudah habis, akan mudah berbalik arah.

Setelah keberhasilan menggolkan UU MD3 di parlemen, habis sudah kue yang dibagi-bagi. Beberapa partai mulai mengalami perpecahan, diantaranya tercata PPP dan Golkar. Beberapa kader dikedua partai tersebut memilih lebih condong untuk membawa arah politiknya merapat dan mendukung pemerintah. Tentu saja ada harapan masih mendapatkan kue kekuasaan walau terhitung agak terlambat waktunya.

Harapan menguasai pimpinan daerah dengan mengajukan pilkada tidak langsung sebagai arena bagi-bagi kue pun akhirnya hanya menjadi mimpi buruk. Rencana pembagian kue pada partai pendukung koalisi untuk menguasai pimpinan di daerah pun menjadi berantakan. Terganjal oleh Perppu tentang pilkada dan pemerintahan daerah yang diterbitkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ujung masa jabatannya. Dua Perppu itupun telah disahkan menjadi UU dalam rapat paripurna yang dihadiri 442 anggota DPR RI, di Gedung Parlemen, Selasa (20/1/2015).

Di beberapa daerah dalam menghadapi pilkada yang rencananya akan dilakukan serentak, beberapa partai yang bergabung di KMP bahkan sudah mulai kasak-kusuk menjalin penjajagan dengan KIH. Salah satunya adalah wilayah Sragen, Jawa Tengah dalam pemilihan bupati antara Gerindra dan PDIP. Kedua partai sepakat untuk berkoalisi mengusung pasangan calon pada pilkada mendatang. "Jadi kami telah sepakat untuk penjajakan koalisi. Partai Gerindra mengajukan tiga nama untuk diajukan sebagai Cawabup (calon wakil bupati) mendampingi calon dari PDIP," ujar Ketua desk pilkada DPC Partai Gerindra Sragen, Joko Supriyanto disini.

Menurut Joko, Partai Gerindra menyadari dengan perolehan kursi DPRD yang hanya lima, cukup mendapat jatah cawabup. Nantinya cawabup dari Partai Gerindra siap dipasangkan dengan siapapun cabup yang diusung PDIP. "Kami telah menjaring tiga nama kader dari eksternal yang siap diajukan bersama calon PDIP. Kami realistis saja dengan posisi nomer dua," jelasnya.

Di tingkat pusat setelah Golkar versi Agung Laksono yang telah diakui oleh pemerintah sebagai pengurus yang sah dan berbalik arah akan membawa merapat ke pemerintah, menjadikan KMP kehilangan kekuatan besarnya yang selama ini menjadi tulang punggung. Belum lagi nanti jika diikuti oleh kelompok Romi yang juga ditetapkan sebagai pengurus sah dari PPP.

PAN setelah dalam konggresnya memilih ketua umum barunya, Zulkifli Hasan yang juga masih ada kaitan keluarga dengan Amin Rais, arah politiknya belum bisa dipastikan. Kedekatan Soetrisno Bachir mantan ketum PAN dengan Jokowi dalam pilpres kemarin dan sekarang menjadi pendukung Zulkifli Hasan, tidak menutup kemungkinan juga akan membawa partai berlambang matahari ini merapat ke pemerintah. Hanya saja ganjalan ada pada Amin Rais dan putranya, Hanafi Rais, yang menjabat wakil ketua umum partai tersebut. Sudah menjadi rahasia umum hubungan baik PDIP dan PAN secara idiologi sulit disatukan, apalagi dengan perseteruan antara Megawati dan Amin Rais.

Partai Demokrat yang sejak awal menyatakan sebagai penyeimbang tidak bisa dipegang pendiriannya. Antara bergabung dengan KMP atau KIH. Partai ini condong bermain dua kaki. Jika menguntungkan bagi partainya, itu yang akan didukung.

Melihat kondisi semacam ini, lantas bagaimana kelanjutan dari KMP ? Bila diistilahkan dalam parade baris berbaris, jawabannya hanya satu. Siiiaaap....grak.....bubar jalan! Tidak menutup kemungkinan hanya menyisakan Gerindra dan PKS saja. Namun bagi Gerindra jika masih ada keinginan bergabung dengan pemerintah, bukan hal yang tidak mungkin melihat kedekatan Jokowi dan Prabowo yang sudah kembali mencair, bisa akan terwujud. Tinggal PKS saja yang celingak celinguk sendirian dan kesepian....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun