Begitu adem ayem suasana perpolitikan khususnya di daerah Solo, ketika Jokowi mengajukan dirinya mencalonkan sebagai walikota untuk kedua kali. Peristiwa tahun 2010 berpasangan dengan Fx. Hadi Rudyatmo yang kebetulan beragama non islam. Kampanye gelap dan isu sara hampir tidak terdengar gaungnya sama sekali. Semua berjalan mulus hingga membuat pasangan tsb mendapat perolehan suara fantastis lebih dari 90%.
Selain faktor kecintaan masyarakat Solo pada sosok Jokowi, walikota yang diusung oleh PDIP ini juga didukung penuh partai lain seperti PKS, PAN dan Partai Damai Sejahtera. Bahkan mantan presiden PKS, Hidayat Nur Wahid, menjadi juru kampanye untuk pemenangan pasangan Jokowi-Hadi.
Namun menjelang majunya Jokowi di pilkada DKI berpasangan dengan Ahok, romantisme antar partai yang sebelumnya mendukung di pemilihan walikota Solo berbalik 180 derajat. Apalagi setelah PKS mengajukan calonnya sendiri, pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini namun gagal dan bergabung dengan pasangan Foke-Nara. Tiba-tiba saja Jokowi diberitakan mendadak jadi keturunan Tiongkok dan beragama kristen. Hal yang sebelumnya di pemilihan walikota Solo tidak terdengar sama sekali. Kampanye hitam pun banyak menyerang pribadi Jokowi bahkan hingga sampai pemilihan presiden kemarin.
Setelah pasangan Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbini tidak lolos dalam putaran kedua, dukungan PKS dialihkan pada Foke-Nara. Sebagai incumbent dan didukung juga oleh partai2 besar seperti Golkar, PAN, PKB, PPP, Hanura, Demokrat dan partai2 di luar parlemen. Dengan dukungan yang begitu besar diperkirakan Foke-Nara akan memenangkan pilkada dengan mudah. Namun kenyataan membuat para pendukungnya terbelalak. Jokowi-Ahok yang hanya didukung PDIP dan Gerindra lebih dipilih oleh masyarakat Jakarta untuk memimpinnya.
Terlihat ada perbedaan mencolok jika membandingkan sewaktu pemilihan walikota Solo dengan pilkada maupun pilpres kemarin. Pilkada Solo sepi dari isu sara maupun kampanye hitam tentang Jokowi, namun ketika diadakan pilkada DKI dan pilpres, begitu marak isu negatif tentang Jokowi. Tiba-tiba dikabarkan Jokowi beragama kristen dan orang Tiongkok, bahkan punya nama Oey Hong Liong. Hal yang sebelumnya tidak pernah muncul ketika PKS mendukung pencalonan Jokowi dalam pemilihan walikota Solo.
Menyikapi perbedaan suasana kampanye tsb membuat hati ini jadi berandai-andai. Seandainya PKS sewaktu pilkada DKI dan pilpres mendukung Jokowi, kampanye gelap tentang dia yang dikabarkan beragama kristen dan keturunan Tiongkok akankah muncul ?! Ah....andai saja PKS terus selalu mendukung Jokowi seperti waktu pencalonannya di pemilihan walikota Solo, terlihat suasana politik pun adem ayem sepi dari fitnah2 sara dan tudingan antek aseng, asong, asingpun juga tidak terdengar saat itu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H