Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kiat Hemat Belanja di Negara Berbiaya Mahal

18 Maret 2016   15:30 Diperbarui: 19 Maret 2016   04:50 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="bermacam brosur daari supermarket..dok.elde"][/caption]München adalah salah satu kota di Jerman yang tergolong paling mahal untuk kebutuhan biaya hidup. Tidak beda dengan kota besar lain di dunia. Bukan hanya masalah tempat tinggal, transportasi dan lainnya, tapi juga soal makanannya. Bila tidak bisa mengatur dan berhemat keuangan, gaji yang didapat akan sia-sia tanpa sisa. Sebagian besar gaji perbulan yang diterima menurut sebuah riset, biasanya dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan makan.

Untuk mensiasati hal ini kita harus pandai berhitung dalam masalah pengeluaran. Misalnya saja tentang makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Tidak mungkin akan setiap hari jajan diluar, apalagi bila sudah berkeluarga. Makan di restauran biasa untuk 2 orang dewasa dan 2 anak, bisa menghabiskan antara 40-70€ sekali makan. Tergantung makanan yang dipesan. Kalau 3 kali sehari bakal bangkrut.

Masak sendiri di rumah dan sekali 1 minggu makan diluar sudah cukup. Atau kadang jajan makanan siap saji semacam di warung pinggir jalan yang disini disebut Imbiss,jika sedang malas untuk masak.

Untuk berbelanja bahan makanan, untungnya tiap hari sabtu disini ada koran lokal gratis yang juga diselipi berbagai brosur atau katalogdari supermarket. Hal yang sangat membantu dalam menghemat pengeluaran karena kita bisa melihat jenis bahan makanan apa yang sedang diskon untuk minggu mendatang.

Namun ketika pergi ke supermarket, tidak jarang walaupun dari rumah hanya berniat membeli barang yang kita butuhkan, tapi kadang bisa tergoda membeli barang lain yang ditawarkan. Pengeluaran tak terduga terjadi. Untuk mengantisipasi hal ini ada beberapa cara menghindarinya, selain juga bisa menghemat dalam berbelanja.

-Mencari barang-barang yang sedang diskon.Penawaran diskon ini selalu ada setiap minggunya dan bergantian jenis barang yang ditawarkan. Bila produk tersebut awet atau tahan lama, tidak ada salahnya membeli dalam jumlah banyak sekedar untuk persediaan.

-Jangan pergi ke supermarket jika perut lapar. Ini termasuk penting juga walau sepertinya sepele. Biasanya apabila perut kelaparan dan belanja ke supermarket, godaan akan membeli barang yang tidak begitu diperlukan akan dilakukan. Sebaliknya bila perut kenyang sudah tidak ada nafsu lagi walau melihat jajanan yang ditawarkan dan membuat air liur menetes.

-Mencatat kebutuhan yang diperlukan dalam 1 minggu.Membuat perencanaan masakan apa yang akan kita buat selama 1 minggu dan mencari barang yang diperlukan. Berbelanja sekali seminggu selain menghemat waktu, juga biaya bensin yang harus dikeluarkan untuk wira-wiri. Bahan yang dibeli juga masih terasa segar apalagi produk-produk yang tahan lama.

-Mencatat hanya apa yang dibutuhkan.Dengan membuat catatan, kita tidak akan lupa barang yang diperlukan dan hanya membeli yang sudah tertulis.

-Membayar dengan uang cash.Dengan cara ini kita bisa membatasi hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan. Apabila membayar memakai kartu, kita tidak terasa berapapun biaya yang dikeluarkan karena cukup hanya membubuhkan tanda tangan saja. Berbeda bila dengan uang cash akan terasa banyak yang dikeluarkan karena terlihat wujud nyata bentuk uang tersebut.

-Mengkalkulasi jumlah belanjaan.Menghitung berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan dengan melihat harga di brosur. Akan lebih baik jika membawa uang sesuai dengan jumlah harga keseluruhan belanjaan. Tidak perlu membawa uang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun