[caption caption="indoberita.com"][/caption]
Babak perdelapan final Liga Champion sudah dimulai minggu kemarin dan malam nanti salah satu klub favorite, Bayern München, mendapat jatah laga tandang ke markas Nyonya Tua, Juventus Turin. Pertandingan yang dipastikan bakal lebih menarik dibanding partai lainnya yang mempertemukan klub Arsenal melawan Barcelona. Kemenangan akan mudah diraih oleh klub asuhan Luis Enrique yang tahun lalu menjuarai liga Champion ini. Pertanyaannya hanya berapa gol akan disarangkan oleh trio MSN, Messi Suarez dan Neymar ke gawang Petr Cech. Sorry to say ya mbak Mike....wkwkwk
Walaupun tercatat di statistik Bayern unggul dibanding Juventus dalam 8 pertemuan (menang 4 kali, 3 kali kalah) dengan selisih gol 11-6, dan di laga terakhir tahun 2013 saat perempat final liga Champion menang 2-0 (main tandang dan kandang), namun sekarang ini di lini belakang Bayern sedang mengalami masalah besar.
Tidak tampilnya 3 pemain inti belakang yang mengalami cedera, Jerome Boateng, Javi Martinez dan Holger Badstuber membuat Pep Guardiola harus memutar otak untuk menutupi kelemahan ini. Dalam pertandingan Bundesliga sabtu lalu melawan Darmstad dan sebagai ajang uji coba dengan memasang pemain baru, Serdar Tasci yang dibeli dari Spartak Moskow, hasil tidak seperti yang diharapkan. Kebobolan di babak pertama akibat kurang cermatnya pemain ini mengawal lawan.
Berbeda jika beberapa pemain penyerangnya yang mengalami cedera. Pelatih akan dengan mudah mengubah sistem dengan bertahan. Namun jika pemain inti belakangnya yang banyak cedera, akan menjadi problem sendiri untuk menentukan taktik yang akan digunakan.
Saat ini di lini belakang hanya menyisakan beberapa pemain "kerdil" dengan rata-rata memiliki ketinggian 170 cm, seperti Phillip Lahm, Rafinha, Joshua Kimmich dan Alaba. Menghadapi gempuran dari pemain andalan Juve, Mandzukic, Pogba dan Morata yang memiliki tinggi badan sekitar 190 cm akan kewalahan. Apalagi dengan bola-bola atas.
Strategi dengan sistem 4-4-3 yang kemungkinan akan diterapkan oleh pelatih Juve, Massimilano Allegri, selain bertahan, umpan bola panjang sepertinya menjadi alternatif membuat serangan, memanfaatkan kelemahan di lini belakang Bayern. Selain juga tentunya akan memaksimalkan kecepatan para pemainnya melakukan serangan balik. Seperti yang dipraktekkan oleh Real Madrid dan Barcelona ketika membantai di kandang Bayern München.
Penguasaan bola di lapangan tengah untuk menekan lawan yang selama ini selalu dipraktekkan oleh Pep Guardiola, apabila kecolongan bisa berakibat fatal karena belum stabilnya lini belakang dan rata-rata tinggi badan yang mereka miliki. Misi berat bagi pelatih yang musim panas tahun ini akan meninggalkan Bayern dan pindah ke Manchester City untuk membawa pulang point.
Bagi penyerang Juve, Mario Mandzukic, pertemuan dengan Bayern akan memberikan motivasi besar tersendiri. Ketidak cocokkan hubungan antara dia dan Pep yang menyebabkan kepindahannya dari klub München, akan dijadikan ajang pembuktian bahwa Pep selama ini salah menilai dirinya. Kemenangan Juve dan mencetak gol adalah target utama untuk mempermalukan Pelatih asal Spanyol ini.
Dua pemain Juve yang sejak musim lalu memperkuat Bayern München, Arturo Vidal dan Kingsley Coman jika diturunkan akan menjadi nilai lebih bagi Bayern München karena pengalamannya bergabung dari klub tersebut. Setidaknya sedikit banyak sudah mengenal karakter permainan pemain lawan. Selain itu juga tampilnya kembali Robbery yang lama absent karena cedera, Franck Ribery dan Arjen Robben tentunya akan menambah kegarangan lini depan FC. Hollywood.
Walaupun di pasar taruhan Bayern diunggulkan tipis, sepertinya pertandingan akan lebih condong berakhir imbang. Mencetak gol di kandang lawan menjadi target utama Bayern sebagai modal nantinya bila bermain kandang. Prediksi akhir pertandingan skor 1-1.