Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ulah Memalukan Kelompok Pengungsi di Jerman

8 Januari 2016   07:45 Diperbarui: 9 Januari 2016   19:27 3040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="suasana malam tahun baru di stasiun kereta api Koln...foto: bild.de"][/caption]Minggu ini pemberitaan media cetak, online maupun televisi di Jerman sedang diramaikan dengan kasus yang terjadi pada perayaan menjelang tahun baru kemarin. Di beberapa kota seperti Koln, Stuttgart, Hamburg, Frankfurt dan Bielefeld mengalami peristiwa yang baru pertama kali terjadi di negara tersebut dan membuat shock masyarakatnya terutama kaum wanita. Pesta menyambut tahun baru yang seharusnya dirayakan dengan penuh kegembiraan, tetapi berbalik malapetaka bagi para perempuan.

Lebih dari 150 pengaduan pada polisi telah diterima dan kasus terbesar terjadi di kota Koln, tepatnya di halaman stasiun pusat kereta api, dimana sekitar 1000 orang berkumpul merayakan tahun baru dengan menyalakan roket dan kembang api. Dalam kerumunan massa tersebut para perempuan menjadi korban dari sekelompok orang yang melakukan tindakan pelecehan seksual dan perampasan barang berharga semacam handy, tas, uang dsb.

Dari keterangan korban menyebutkan kelompok yang terdiri dari 5-20 orang ini tidak hanya melakukan pelecehan berbentuk kata-kata kotor namun juga melakukan aksi menggerayangi tubuh gadis-gadis tersebut hingga ke bagian intim ketika mereka mengepungnya. Dalam situasi panik dan ketakutan, tidak menyadari bahwa barang-barang berharga mereka juga dicopet para pelaku. Hal serupa dengan modus sama dilakukan dibeberapa kota.

[caption caption="berjubelnya orang di stasiun tempat dimana para wanita menjadi korban pelecehan seks...foto: bild.de"]

[/caption]

Teka-teki siapa kelompok yang telah melakukan tindak pelecehan seks dan kriminal yang semula berdasarkan keterangan dari saksi mata dan korban menyebutkan mereka berwajah kearab-araban, akhirnya mulai menemui titik terang. Pihak kepolisian Koln yang mendapat kritikan keras dari masyarakat dan politisi hingga kanselir Jerman, Angela Merkel, karena tidak bisa mengantisipasi kejadian dan semula bungkam, akhirnya kemarin berbicara. Para pelaku adalah sebagian besar pencari suaka atau pengungsi.

Minimnya anggota polisi yang ditempatkan di lokasi kejadian di kota Koln dimana lebih 1000 kerumunan massa berkumpul kewalahan untuk mengatasi. Dari protokol dokumen kepolisian disebutkan bahwa telah melakukan pemeriksaan sebelumnya pada sekitar 71 orang di tempat tersebut sebagai antisipasi keamanan. Sejumah kecil berasal dari negara Afrika Utara seperti Maroko dan kebanyakan pendatang baru dari Suriah. Kelompok dari Afrika Utara ini sejak setahun lalu memang sudah dikenal sebagai grup kecil yang sering melakukan tindak kriminal.

Petugas polisi sewaktu melakukan pemeriksaan juga telah dilecehkan oleh kelompok pendatang dari Suriah. "Saya orang Suriah. Kalian harus berlaku ramah karena Angela Merkel yang telah mengundang saya". Mereka tersenyum mengejek sambil menyobek surat keterangan pengungsinya sembari mengatakan ini tidak masalah karena besok dia akan bisa ambil kartu baru lagi.

Seorang polisi wanita bahkan juga mengalami tindak pelecehan seksual seperti yg terjadi pada para gadis yang menjadi korban. Diantara kerumunan massa yang berdesakan, berulangkali tubuhnya digerayangi oleh mereka.

Pihak kepolisian juga telah meralat keterangan sebelumnya sehari setelah tahun baru yang mengatakan bahwa tindak pelecehan seksual yang terjadi hanyalah efek samping saja dari motif pencurian. Namun saat ini dinyatakan bahwa kenyataan dan fakta di lapangan sebenarnya adalah kebalikannya. Para pelaku dari negara Arab tersebut memang bermaksud melakukan tindak pelecehan seksual dan sebagai hiburan memuaskan nafsu keinginan mereka. Satu grup laki-laki mengepung lalu menjamah tubuh wanita korban ramai-ramai.

Menjawab berbagai kritikan keras dari berbagai kalangan karena tidak bisa mengantisipasi kasus ini, berdasarkan laporan petugas yang berjaga menyebutkan bahwa mereka selain telah melakukan pemeriksaan juga memberikan surat peringatan pelanggaran sebanyak 32 dan 16 orang dinyatakan tersangka, disamping itu telah menahan 4 diantaranya.

Beberapa bulan lalu sebuah toko pakaian online, Zalando, juga telah melaporkan adanya tindak penipuan yang dilakukan beberapa pengungsi. Mereka memesan barang mewah semacam sepatu, koper dan pakaian namun tidak membayarnya. 41 orang dinyatakan sebagai tersangka dan 59 lainnya telah pulang ke negara Balkan. Kerugian yang diderita 120.000 € atau setara 1,8 milyar rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun