Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Obama Dijadikan Ikon Kaum LGBT

11 November 2015   14:30 Diperbarui: 11 November 2015   15:27 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto: dpa"][/caption]

Barack Obama (54) boleh bangga akan dirinya terkait penghargaan khusus yang belum pernah didapat oleh satupun presiden Amerika sebelumnya. Untuk pertamakali dalam sejarah, majalah gay negara Paman Sam "Out" memasang foto seorang presiden yang dijadikan sampul halaman muka. Obama dinobatkan sebagai sekutu tahun ini dan dijadikan ikon yang dirayakan bak seorang pahlawan.

Alasan yang mendasari karena telah ikut mengkampanyekan pernikahan sesama jenis dan melindungi hak-hak kaum LGBT. Pemuatan potret wajah Obama dengan warna hitam putih pada sampul majalah tersebut ditulis sebagai suatu momen bersejarah.

"Ini adalah pertama kalinya presiden incumbent difoto untuk sampul LGBT (LGBT = Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender), saat bersejarah bagi dirinya sendiri," tulis "Out" pada selasa memberikan alasan.

Tidak seperti pendahulunya, Bill Clinton dan George Bush yang masih memberikan pertanyaan besar akan status dan hak kaum LGBT. Obama telah mendukung keputusan Mahkamah Agung Amerika akhir Juni lalu yang melegalkan pernikahan sesama jenis secara nasional dan diwadahi oleh hukum.

Seperti diketahui, pada tanggal 26 Juni 2015 Mahkamah AS telah memutuskan pasangan sesama jenis diperbolehkan untuk menikah di seluruh Amerika Serikat. Sesuatu yang dianggap luarbiasa bagi kaum LGBT sebagai langkah untuk menuju kesetaraan.

[caption caption="foto: huffingtonpost.de"]

[/caption]

Amerika sebagai negara penganut demokrasi terbesar di dunia dengan sistem pemerintahan sekuler dan liberal, masih menjadi kiblat bagi negara lain yang berorientasi sama. Adanya keputusan hukum atas kelegalan pernikahan sesama jenis ini tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh negara lainnya. Segala pengaruh yang datang dari Amerika semacam trend, mode, produk-produk hukum dan sebagainya, mau tidak mau harus diakui sangat cepat mempengaruhi dunia.

Namun bagi Indonesia walaupun juga menggunakan sistem demokrasi, tapi memiliki aturan sendiri tentang hal ini. Unsur-unsur agama yang masih melekat dalam kehidupan bernegara baik secara hukum maupun hubungan sosial warganya, sepertinya tidak mungkin akan melakukan hal sama untuk melegalkan pernikahan sesama jenis ini.

Entah bila suatu saat karena akibat perkembangan jaman dan negara kita ini menggunakan sistem sekuler liberal secara "murni" dengan memisahkan unsur agama dalam sistem pemerintahan dan produk hukumnya, bisa saja hal ini akan terjadi. Mungkin 50 atau 100 tahun bahkan bisa menunggu lebih lama lagi. Bagaimana menurut Anda?

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun