Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

10 Juta Rupiah/Bulan Bagi Setiap Pengungsi di Jerman

18 Oktober 2015   18:36 Diperbarui: 18 Oktober 2015   21:07 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="gambar...stern.de"][/caption]

Keputusan kanselir Jerman, Angela Merkel, membuka pintu bagi para pengungsi yang kebanyakan datang dari negara konflik seperti Suriah, banyak mendatangkan protes. Akibat kebijaksanaan ini para pimpinan di beberapa negara bagian mengalami masalah atas membludaknya kedatangan pengungsi. Lebih dari 900 ribu orang sudah memasuki wilayah Jerman dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah.

Keterbatasan tempat penampungan dan segala macam kebutuhan bagi para pengungsi menjadi kendala utama. Namun Merkel tetap maju terus dengan keputusan yang telah dibuatnya. Hingga akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, pemerintah federasi menetapkan keputusan sementara dengan mengalokasikan dana yang akan dibagikan pada tiap negara bagian untuk dipergunakan membiayai para pengungsi. Diperkirakan akan memakan lebih dari 4 milyar euro.

Setiap pengungsi diberi jatah 670€/bulan atau setara 10 juta lebih dihitung dari sejak tanggal registerasi atau terdaftar hingga selesai pengurusan mendapatkan suaka. Selain itu juga memberikan dana bantuan sebesar 500 juta Euro yang diperuntukkan bagi pembangunan rumah sosial sebagai penampungan. Untuk anak-anak dibawah umur yang tidak ditemani orang tuanya dalam pengungsian, dana yang disediakan 350 juta Euro.

Untuk proses pemberian suaka yang biasanya memakan waktu lama hingga bisa bertahun-tahun, diusahakan akan dilakukan secepatnya dan ditargetkan sekitar 3 bulan. Dengan sistem ini diharapkan mereka nantinya setelah mendapatkan suaka langsung bisa untuk mendapatkan pekerjaan semacam outsourcing dan membuat ringan beban pembiayaan pemerintah.

Namun ada pengecualian juga dalam memberikan suaka ini. Bagi pengungsi yang bukan datang dari negara konflik tetapi karena alasan perekonomian di negaranya, akan dikembalikan lagi atau mengalami deportasi. Dari sekian ratus ribu pengungsi memang terdapat orang-orang kebanyakan berasal dari negara Afrika yang memanfaatkan kesempatan ini berbaur dengan para pengungsi. Alasan utama adalah keinginan mendapatkan kehidupan lebih baik karena perekonomian di negaranya yang tidak menjanjikan. Pemalsuan paspor dengan mengaku-ngaku dari negara konflik semacam Suriah juga banyak terjadi. Dari berita yang sempat tercatat, dengan biaya 800€ orang bisa mendapatkan paspor palsu ini.

Kedatangan para pengungsi di masyarakat Jerman juga menyebabkan perbedaan pendapat, baik yang pro maupun kontra. Bagi kelompok ekstrem kanan yang kebanyakan berafiliasi dengan paham neo nazi melakukan berbagai demo maupun teror menolak mereka. Demo di jalanan kembali muncul yang diorganisir oleh Pegida. Organisasi ini dikenal sebagai penentang keras pada masyarakat pendatang dan islamisasi Eropa. Kejadian percobaan pembakaran skala kecil pada beberapa tempat yang digunakan sebagai penampungan pengungsi memicu kisruh dan ketakutan. Hanya saja sampai saat ini belum mengalami masalah besar karena pihak aparat yang cepat menanganinya.

Namun golongan yang menolak ini adalah sejumlah kecil saja. Lapisan masyarakat dan berbagai organisasi sosial kebanyakan bisa menerima kedatangan para pengungsi atas dasar rasa kemanusiaan. Bahkan berbagai artis maupun para penggiat olahraga semacam klub sepakbola juga memberikan bantuan tidak sedikit. Selain tenaga juga bentuk bantuan keuangan maupun material berupa pakaian dan makanan.

Seperti tahun kemarin sejak dimulainya kedatangan para pengungsi khususnya di kota München. Daya tampung yang tidak memungkinkan menyebabkan mereka harus membuat tenda darurat ataupun aula sekolah, gedung2 kosong bahkan tempat VIP stadion sepakbola Olympia digunakan untuk tempat tinggal.

Waktu itu sekitar bulan oktober tahun lalu menjelang musim dingin. Berbagai organisasi sosial menggalang pengumpulan pakaian hangat yang akan diberikan kepada para pengungsi. Antusias warga begitu besar memberikan perhatian. Tidak terkecuali penulis yang juga tertarik dengan program kemanusiaan ini setelah mengetahui dari membaca koran lokal. Tertulis jenis pakaian atau sepatu dan keperluan lain yang sangat dibutuhkan pada musim dingin bagi para pengungsi.

Satu koper dan tas besar berisi selimut, pakaian dewasa dan anak, jaket dan semacamnya penulis serahkan pada salah satu pengelola sumbangan ini. Namun sedikit mengalami masalah ketika berada di lokasi. Sumbangan sempat ditolaknya karena gudang yang digunakan menyimpan barang sudah penuh. Setelah ngobrol sebentar akhirnya diterima juga dan sepertinya sebagai barang terakhir karena memang setelah penulis melihat keadaan didalam ruangan sudah penuh dengan berbagai macam barang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun